Simalungun, Sinarglobalnusantara.com-
Kegiatan perdagangan narkoba yang seperti “ular menyusur” di wilayah hukum Polsek Perdagangan Resor Simalungun kembali mengancam ketenangan masyarakat. Setelah sebelumnya intel Korem 022/PT berhasil “menyambar” dua orang pelaku dan salah satunya diduga bandar besar narkoba bernama Gunadi Prayogo alias Igun CS, kali ini muncul sosok “Dupan” warga Kerasan Rejo, pelaku perantara bandar narkoba yang memiliki “tangan panjang” yang mampu menjual hingga 1 kilogram narkoba setiap bulan.
Berdasarkan keterangan salah satu warga Perdagangan saat bertemu di sebuah warung kopi di kota Perdagangan pada Jumat (05/12/2025), bisnis haram ini pun menjadi ancaman tersembunyi di tengah masyarakat. Dupan dikenal bergerak dengan “strategi musang kelaparan” yang selalu cermat menjalankan bisnisnya seperti telah memiliki “perisai tersembunyi” untuk menyamarkan keberadaan dan menghilangkan bekas jejak aktivitasnya.
“Untuk menghindari penegak hukum yang jujur , ia sering melakukan “perjalanan gelap” berpindah-pindah tempat tinggal – mulai dari hotel-hotel di sekitar kawasan Perdagangan yang ramai, hingga kadang bersembunyi di kos-kosan yang tidak terduga, meskipun si Dupan bergerak di kawasan yang ramai dan melakukan perpindahan tempat tinggal yang teratur, jejaknya ternyata sulit terdeteksi oleh aparat kepolisian, ini sangat kita sesalkan, apakah selemah itu intelijen yang dimiliki kepolisian”, ujar warga.
Keberadaan dan bebasnya Dupan ini dan penangkapan Igun CS sebelumnya oleh intel KOREM 022/PT, secara tidak langsung menyoroti kekurangan yang mencolok dalam kerja intelijen Kepolisian setempat, baik Polsek Perdagangan maupun Polres Simalungun. Fakta bahwa pihak militer harus turun tangan untuk menangkap pelaku yang beroperasi di wilayah polisi menunjukkan bahwa sistem intelijen kepolisian dalam hal pemantauan, pengumpulan informasi, dan penetapan jaring terhadap pelaku narkoba masih kurang optimal.
“Bahkan, hingga intel Korem pun harus turun tangan menangkap Igun CS, namun pelaku lain seperti si Dupan ini telah mampu menjual jumlah narkoba yang signifikan selama waktu tertentu tanpa terganggu, hal ini menunjukkan kurangnya sinergi dalam jaringan informasi dan ketatnya pemantauan di lapangan yang seharusnya menjadi tanggung jawab kepolisian”, kata warga yang enggan namanya dituliskan ini.
Masih menurut keterangan warga yang melihat dan mendengar, bahwa Dupan ini sebelumnya bekerja sebagai pekerja bongkar muat di gudang sawit, hidup seperti warga biasa sebelum terjebak dalam lingkaran kejahatan dan berhasil mendirikan kerajaan bisnis narkoba diwilayah perdagangan. Usianya diperkirakan masih muda, hanya sekitar 28 tahun membuat keahliannya dalam bersembunyi semakin mencengangkan.
“Kehadirannya yang lincah dan kemampuan menjual jumlah narkoba yang signifikan seharusnya membuatnya menjadi target utama penertiban bagi Aparat Penegak Hukum di daerah ini, kami berharap banyak, agar kerja sama yang lebih erat antara kepolisian dan KOREM 022 PT kembali dapat menutup celah-celah yang ada dan segera menangkap Dupan”, ungkapnya berharap penuh.
Ditanya siapa saja kaki tangan Dupan dalam menjalankan bisnisnya, warga yang mengaku kelahiran Perdagangan tersebut mengaku tidak mengetahui pasti,”Kurang tahu pasti soal itu, namun jika dilihat anak anak pecahan botol yang ada disekitar Perdagangan kemungkinan besar terlibat, mungkin untuk mengungkapnya udah lebih mumpuni lah kepolisian.Cuman informasi yang kami dengar denger barang haram itu dipasok dari Tanjung Balai, Kabupaten Asahan”ungkapnya.
Terkait informasi maraknya peredaran narkoba yang dimotori Dupan di wilayah hukum Polsek Perdagangan, Kapolsek Perdagangan AKP Ibrahim Sopi.SH., ketika di konfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Sabtu (06/12/2025) sekira pukul 10:52 WIB, belum memberikan keterangan hingga berita ini disiarkan, meskipun pesan yang dikirim telah ceklis dua namun Ibrahim Sopi belum memberikan jawaban alias bungkam.(SGN/R01)












































Discussion about this post