Medan, Sinarglobalnusantara.com –
Program pembinaan kemandirian di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Medan kembali mencatat prestasi membanggakan. Senin, (20/10/2025).
Selama satu tahun terakhir, berbagai produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hasil karya warga binaan berhasil menembus angka penjualan yang signifikan, menjadi bukti nyata keberhasilan pembinaan berbasis keterampilan dan kemandirian ekonomi.
Keberhasilan ini sejalan dengan program akselerasi pembinaan produktif yang digagas oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia, Bapak Agus Andrianto, serta menjadi implementasi nyata arahan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam mewujudkan sistem pembinaan yang inovatif, mandiri, dan berkelanjutan.
Beragam produk hasil karya warga binaan tersebut meliputi berbagai sektor usaha, di antaranya produksi tas dan handbag yang terjual sebanyak 323 pcs, sandal 1.084 pcs, kerajinan tangan 212 pcs, konveksi 118 pcs, lukisan 10 pcs, meubel 105 buah, ikan teri olahan 151 pcs, berbagai jenis keripik 61 pcs, roti sebanyak 4.324 pcs, serta paving blok mencapai 10.000 keping.
Tidak hanya menunjukkan peningkatan produktivitas, hasil penjualan tersebut juga berdampak langsung terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang tercatat mencapai Rp 28.500.000,- pada tahun ini.
Kepala Rutan Kelas I Medan, Andi Surya, menyampaikan bahwa capaian ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi antara petugas pembinaan, warga binaan, serta mitra eksternal yang mendukung pemasaran produk.
“Kami terus berupaya agar setiap warga binaan memperoleh kesempatan untuk mengasah keterampilan yang bermanfaat dan produktif. Hasil penjualan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas produk sekaligus menyiapkan warga binaan agar siap kembali ke masyarakat dengan bekal keahlian yang nyata,” ujar Andi Surya.
Melalui berbagai unit kegiatan kerja seperti bengkel kerja, dapur roti, konveksi, pertukangan, hingga produksi olahan pangan, warga binaan dibimbing untuk menghasilkan produk bernilai jual dan diminati masyarakat. Selain itu, mereka juga mendapatkan upah berupa premi yang disimpan dalam rekening tabungan pribadi, sebagai modal awal saat bebas nanti.
Program pembinaan ini tidak hanya berperan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga binaan, tetapi juga menjadi wujud nyata transformasi pemasyarakatan humanis. Rutan Kelas I Medan kini tidak sekadar menjadi tempat pembinaan, melainkan juga pusat pelatihan kerja dan wirausaha yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif di masyarakat.
Dengan semangat mendukung arahan Menteri Agus Andrianto, Rutan Kelas I Medan berkomitmen untuk terus memperkuat kualitas dan daya saing produk karya warga binaan agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
“Kami ingin produk UMKM hasil karya warga binaan Rutan Medan tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tapi juga bisa menembus pasar nasional bahkan internasional,” tambah Andi Surya.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa sistem pemasyarakatan Indonesia tengah bergerak menuju arah yang lebih produktif, inklusif, dan berorientasi pada pembinaan berkelanjutan.
Rutan Kelas I Medan pun bertekad menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lainnya dalam mewujudkan pembinaan yang membangun masa depan lebih baik bagi seluruh warga binaan. (L3O/SGN)
Discussion about this post