Simalungun, Sinarglobalnusantara.com-
Bak kobaran api yang merambat, puluhan hingga ratusan hektare tanaman kelapa sawit milik PTPN IV Kebun Marihat, di Afdeling III, yang secara geografis berada di Nagori Parbalogan, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, kini tengah diserang hama ulat api. Ironisnya, serangan ini diduga kuat dipicu oleh kelalaian perawatan yang dilakukan sebelumnya, memicu kekhawatiran akan penurunan produksi dan ancaman “kebakaran hijau” di lahan perkebunan yang berpotensi memperburuk kerugian PTPN IV PalmCo.
Berdasarkan investigasi yang dilakukan wartawan bersama team LSM KCBI Simalungun pada Selasa, 21 Oktober 2025, memulai investigasi dengn masuk dari palang pintu nomor ZEO4/03/TAM/09/2023/03,terlihat jelas dampak serangan ulat api yang merusak daun-daun tanaman kelapa sawit seperti daun yang berlubang, menguning, mengering, dan terkikis hingga menyisakan tulang daunnya.Kondisinya pun cukup parah, ldaun habis hingga 50-90% dan tanaman terlihat seperti terbakar.

Dari fakta dilapangan ditemukan beberapa faktor menyebabkan tanaman di serang ulat api diantaranya:
1. Perawatan yang Tidak Optimal: Pemupukan yang tidak seimbang dan pengendalian gulma yang kurang efektif dapat membuat tanaman menjadi rentan terhadap serangan hama. Diduga sebelumnya lahan tersebut diselimuti berbagai jenis gulma, setelah tanaman diserang hama barulah dilakukan pembersihan,terlihat masih tampak sisa sisa gulma yang tidak mati dan masih tumbuh subur seperti anakan sawit,tukulan kayu,lompongan,dan beberapa jenis gulma lainnya yang diduga menjadi sarang dan pembiakan hama ulat api karena lahan semak belukar memiliki vegetasi melimpah.

2.Perawatan dan pemantauan kurang rutin: Kurangnya pemantauan dan perawatan yang rutin di perkebunan dapat memperparah serangan ulat api karena populasi hama tidak segera dikendalikan. Kurangnya Pemantauan: Pemantauan rutin terhadap kondisi tanaman sangat penting untuk mendeteksi dini adanya serangan hama.

Kondisi lingkungan
Memang perubahan iklim dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung juga dapat memicu perkembangbiakan hama, namun dalam beberapa bulan terakhir kondisi cuaca disekitar Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun cukup normal.Dengan begitu dugaan pesat nya perkembangbiakan hama ulat api tersebut karena sebelumnya gulma diarea perkebunan tidak terkendali.
Adapun kerugian akibat serangan ini diperkirakan akan cukup signifikan, mengingat kelapa sawit merupakan komoditas utama bagi PTPN IV Kebun Marihat, diyakini produksi tandan buah segar (TBS) kebun Marihat akan menurun secara drastis,pasalnya proses fotosintesis tanaman telah terganggu dan terhambat karena kurangnya daun, yang menyebabkan pembentukan bunga dan buah menjadi tidak sempurna. Selain itu, jika hal ini berlarut sudah pasti mengakibatkan kematian tanaman. Pada kasus serangan yang sangat berat, tanaman dapat mati.

Terkait temuan dilapangan, wartawan coba konfirmasi pihak manajemen PTPN IV kebun Marihat melalui pesan aplikasi WhatsApp dengan mengirimkan sejumlah bukti dokumentasi lapangan pada Rabu (22/10/2025) sekira pukul 13:40 WIB, namun sangat disayangkan Manajer kebun Marihat Andi Sahatman Purba dan Asisten Kepala Benny Agusnata, kompak bungkam hingga berita ini dikirimkan ke redaksi.
Ada 5 hal yang dipertanyakan wartawan pada Manajemen, diantaranya:
1. Apa langkah konkret yang telah dan akan diambil oleh manajemen dalam menangani serangan ulat api ini?
2. Apakah benar selama beberapa bulan terakhir tidak dilakukan pemantauan hama secara rutin di Afdeling III?
3. Bagaimana sistem perawatan dan pengendalian gulma dijalankan selama ini, dan apakah ada SOP yang dilanggar?
4. Apakah serangan ini sudah dilaporkan secara resmi ke kantor direksi PalmCo pusat dan bagaimana tindak lanjutnya?
5. Apakah manajemen telah memperkirakan potensi kerugian akibat serangan ini? Jika ya, mohon disebutkan nominal atau proyeksi produksinya.
6. Apakah sudah dilakukan evaluasi terhadap kinerja tim pengawasan lapangan dan perawatan di lokasi terdampak?
Bungkamnya manajemen kebun Marihat dinilai sebagai bentuk takut akan semakin terbongkarnya kebobrokan perawatan tanaman di area tersebut, atau bisa juga sebagai bentuk alergi terhadap keterbukaan informasi publik dan wartawan, atau tidak suka jika kinerjanya di kritisi, terbukti beberapa kali dikonfirmasi terkait temuan disejumlah Afdeling, Manajer dan Asisten Kepala selalu saja bungkam.Maka Direksi PTPN IV PalmCo dibawah kepemimpinan Jatmiko Santoso diminta segera evaluasi menyeluruh dan penertiban areal agar menjadi pembelajaran dan motivasi pada pejabat lainnya untuk betul betul melaksanakan tanggung jawab dilapangan.Sementara itu Region Head PTPN IV Regional ll , Budi Susanto yang dikabarkan rajin turun kelapangan untuk monitoring, mengawal dan memastikan produksi, diminta terjun ke kebun Marihat untuk memastikan kondisi tanaman (SGN /R01/MP)
Discussion about this post