Sumut, Sinarglobalnusantara.com-
Ironi memang melihat wajah perkebunan PTPN IV PalmCo saat ini, dimana manajemen perusahaan plat merah ini seperti penuh kemunafikan saja dalam menjalankan roda bisnis perusahaan, bayangkan saja jika masyarakat kecil yang tertangkap tangan memungut brodolan buah sawit yang tercecer di lahan HGU perusahaan, langsung berhadapan dengan tindakan tegas aparat keamanan. Bak malaikat penegak kebenaran, mereka sigap mengejar, menangkap, dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Namun, pemandangan kontras terlihat jelas pasca panen,brodolan yang bertaburan hasil dari kelalaian dan sistem panen yang buruk dibiarkan begitu saja. Seolah-olah, kehilangan yang jumlahnya bisa jadi jauh lebih besar dari yang dipungut masyarakat, dianggap sebagai hal yang lumrah dan tanpa kesalahan.
Berdasarkan investigasi wartawan (16/08/2025),di area HGU PTPN IV Regional ll Unit Bahjambi, tepatnya di Afdeling ll Blok 4 hingga Blok 9 tanaman tahun 2017, yang secara geografis terletak di Kecamatan Jawa Maraja Bahjambi, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.Diperkirakan ratusan kilogram brondolan tidak dipungut pasca panen, ada di piringan tanaman dan ada juga di TPH, Cukup prihatin melihat hasil produksi ini terbuang begitu saja,padahal brondolan merupakan salah satu sumber pendapatan potensial bagi perusahaan jika dikelola dengan benar.Dipastikan pemanen mengabaikannya karena tidak ada aturan ketat dan pengawasan dari para pimpinan manajemen Bahjambi.Diduga para petinggi Kebun Unit Bahjambi keasikan duduk di kursi empuk kantor dan mobil dinas yang telah disiapkan perusahaan.

Terkait hal ini PTPN IV diyakini mengalami kerugian finansial, tentu perusahaan Kehilangan Potensi CPO/Minyak, karena brondolan mengandung kadar minyak yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari tandan buah segar (TBS). Kehilangan brondolan berarti kehilangan potensi produksi minyak sawit (CPO), yang berdampak langsung pada penurunan pendapatan perusahaan.Kerugian brondolan juga akan menyebabkan pemanen tidak dapat menambah penghasilannya, karena penurunan Berat Janjang Rata-rata (BJR) yang menjadi salah satu indikator performa kerja.
Gangguan Pertumbuhan Tanaman
Akibat brondolan tidak dipungut, dalam waktu dekat akan tumbuh menjadi gulma di sekitar pohon utama, yang disebut kentosan, dimana kentosan akan bersaing dengan tanaman kelapa sawit utama untuk mendapatkan air dan unsur hara, sehingga menurunkan produktivitas tanaman dan memengaruhi kualitas hasil panen. Kehadiran gulma membutuhkan upaya pengendalian tambahan, yang berarti penambahan biaya operasional untuk pemeliharaan kebun. Selain itu, brondolan yang tidak dikutip di area piringan dan tempat lainnya dapat menjadi tempat perkembangbiakan hama dan patogen, yang selanjutnya dapat menimbulkan risiko penyakit pada tanaman kelapa sawit.
Terkait temuan ini, diharapkan Direksi PTPN IV PalmCo, di bawah kepemimpinan Jatmiko Krisna Santoso, melakukan evaluasi terhadap kinerja para petinggi di kebun unit Bahjambi. Evaluasi ini penting untuk memastikan pengelolaan perkebunan yang lebih efektif dan efisien, serta meminimalkan kerugian yang dapat dihindari.(SGN/R01/MP)
Discussion about this post