Simalungun, Sinarglobalnusantara.com-
Para petani di Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, kini tengah menghadapi masa-masa sulit. Pasalnya, sejumlah infrastruktur irigasi yang menjadi urat nadi pertanian di wilayah tersebut dilaporkan mengalami kerusakan parah dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, ratusan hektar lahan pertanian terancam kekeringan, yang berpotensi menyebabkan gagal panen dan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para petani.
Adapun dilaporkan masyarakat kepada wartawan pada Kamis (07/08/2025), kerusakan irigasi ini terletak di 3 titik yang lebih parah diantaranya:
1.Irigasi di Huta IV Kampung Baru, Nagori Sei Merbau, ini sudah lama vakum, sudah tahunan, kata petani tempatan sudah bolak balik ajukan permohonan perbaikan namun sampai saat ini tidak ada respon pemerintah.
2.Irigasi di Nagori Huta Parik, sudah lama juga rusak,bahkan sebagian petani sudah mengalihkan sawahnya ke darat.
3.Lokasi di Huta V Tanjung Marihat, ironisnya petani di sini bahkan menggunakan mesin pompa air untuk mengairi persawahan,maka jika hal ini dibiarkan terus maka tahun yang akan datang dipastikan petani akan mengalihfungsikan lahan nya menjadi tanaman sawit.
“Kami sangat butuh perhatian pemerintah, karna lahan pertanian disini sangat luas, kurang lebih 250 hektar, tanpa irigasi sawah kami ini tidak bisa ditanami padi secara maksimal.Sebetulnya lahan persawahan di wilayah ini memiliki potensi untuk ditanami 2 kali dalam setahun yakni pada musim hujan dan musim kemarau,Namun, pada musim kemarau kondisi irigasi yang kurang mendukung alias rusak dan tidak berfungsi”ujar salah satu petani.
Para petani ini menaruh secercah harapan kepada para wakil rakyat dan Pemerintah Kabupaten Simalungun yang sebelumnya berjanji manis akan berjuang dan perduli untuk rakyat, petani berharap ada penanganan cepat dari dinas terkait agar seluruh lahan pertanian bisa berfungsi, jika tidak maka konsekuensinya ancaman kelaparan di dua Nagori yakni Nagori Sei Merbau dan Huta Parik tidak bisa terelakkan.
Para petani juga berharap, pemerintah daerah segera mengambil tindakan cepat dan konkret untuk memperbaiki infrastruktur irigasi yang rusak. Mereka juga meminta agar pemerintah daerah lebih responsif terhadap keluhan dan aspirasi para petani, serta melibatkan mereka dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan pertanian.
“Kami tidak ingin hanya diberi janji-janji saja. Kami butuh bukti nyata. Kami ingin melihat irigasi diperbaiki, agar kami bisa kembali bertani dengan tenang dan sejahtera,” tegas petani.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak pemerintah daerah terkait masalah kerusakan irigasi di Ujung Padang. Para petani berharap, suara mereka didengar dan segera ada solusi untuk mengatasi masalah ini, sehingga mereka dapat kembali bertani dan menghidupi keluarga mereka dengan layak.(SGN/Toba)
Discussion about this post