Simalungun, Sinarglobalnusantara.com-
Bisa disebut situasi kritis tengah melanda PTPN IV Regional II Kebun Unit Tinjowan dibawah kepemimpinan Abdi Henry Sinaga,dimana ratusan pokok tanaman sawit produktif diperkirakan berusia 5 hingga 6 Tahun kondisi nya sangat memperihatinkan tepatnya di Afdeling V (Lima), posisi persisnya berkisar 500 meter dari Kantor Afdeling V, Desa Pulo Pitu Marihat, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, Sumut.
Dipastikan kebun ini mengalami penurunan produktivitas yang drastis akibat dugaan ketidakmampuan manajer, Abdi Sinaga, dalam memimpin unit tersebut. Kondisi memprihatinkan ini ditandai oleh beberapa kegagalan pengerjaan oleh manajemen yang serius seperti kegagalan pemangkasan pelepah (pruning), serangan gulma anakan sawit yang meluas ke tanaman pokok, gulma rumput liar yang tidak terkendali,anak kayuan yang tumbuh subur dan membusuknya buah sawit di pohon seperti diketahui berdasarkan investigasi wartawan pada Rabu (09/07/2025).
1.Pelepah tidak di Pruning.
Dari hasil investigasi ditemukan tanaman sawit yang masih muda ini tidak dilakukan penunasan atau istilah di perkebunan disebut Pruning, diperkirakan sudah 2 tahun tidak dilakukan pruning, hal tersebut dilihat dari kondisi pelepah yang sudah sangat rimbun,pelepah yang mengering dan layu.Ketiadaan pemangkasan rutin (pruning) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman yang tidak terkendali, meningkatkan kerentanan terhadap hama dan penyakit, dan secara signifikan pasti mengurangi produktivitas.

2.Ratusan gulma anakan sawit tumbuh subur.
Ditemukan adanya ratusan anakan sawit yang tumbuh subur bahkan ada berusia diperkirakan 2 tahun atau semenjak Abdi Sinaga menjabat Manajer di Kebun Init Tinjowan.Gulma anakan sawit yang berkembang biak tanpa kendali telah menyerang tanaman pokok, pastinya mengakibatkan kerusakan yang meluas dan penurunan hasil panen yang tajam. Kegagalan pengendalian gulma memperparah situasi, meningkatkan persaingan nutrisi dan mengurangi produktivitas lebih lanjut.

3.Gulma rumput liar tidak terkendali.
Ditemukan di beberapa tempat di hamparan yang sama,gulma rumput liar yang tidak terkendali menyerang tanaman sawit, hal ini
Pasti menjadi masalah serius di kebun,dimana gulma ini dapat bersaing dengan tanaman sawit untuk mendapatkan nutrisi, air, dan cahaya matahari, serta dapat merusak estetika.Hal tersebut terjadi diduga karena tidak dilakukan pengendalian gulma dengan benar.

4.Gulma berkayu tumbuh tidak dilakukan dongkelan.
Ditemukan di beberapa titik anak kayuan tumbuh subur bahkan ada hingga setinggi 2 meter, diperhitungkan sudah lama tidak dilakukan pendongkelan anak kayuan,tentu dapat memberikan dampak negatif, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Dampaknya meliputi persaingan unsur hara dan air, serta gangguan pada proses fotosintesis dan transportasi nutrisi.
5.Buah sawit banyak membusuk di pohon.
Ditemukan puluhan tandan buah sawit yang tidak dipanen hingga membusuk di pohon,ini menunjukkan masalah serius dalam manajemen panen dan pasca panen.Beberapa buah brondolan pun berjatuhan di sekitar piringan sawit.Sementara ada juga buah yang membusuk seperti terkena jamur, hal ini semua terjadi akibat sulitnya permanen ke ancak yang diselimuti semak belukar dan dihalangi gulma anakan sawit yang menghambat proses panen,serta ditambah lagi pelepah sawit yang rimbun menghalangi pandangan mata pemanen.

Terkait temuan dilapangan Manajer PTPN IV Regional ll Kebun Unit Tinjowan,Abdi Henry Sinaga, ketika dikonfirmasi terkait pertanggungjawaban kondisi tanaman dan dugaan kerugian perusahaan PTPN IV akibat kondisi tanaman yang memprihatinkan dan kurang perawatan dan buah membusuk di pokok, belum memberikan keterangan hingga berita ini dipublikasikan ke permukaan.Pesan Konfirmasi yang dikirim ke nomor 085275072xxx dilengkapi beberapa foto dan video hanya ceklis satu.Anehnya ketika wartawan coba mengirim konfirmasi ulang melalui nomor lain justru sukses terkirim dan ceklis dua.kuat dugaan Abdi Sinaga sudah memblokir nomor wartawan karena sebelumnya pernah konfirmasi pekerjaan nya yang diduga bobrok ketika bertugas manajer di Kebun Balimbingan.Namun tetap saja Abdi Sinaga bungkam meskipun pesan konfirmasi sudah tanda dibaca.
Kondisi ini telah menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi PTPN IV PalmCo dan mengancam keberlanjutan usaha serta kesejahteraan para pekerja. Menanggapi situasi darurat ini, lembaga pengawas, seperti SPI (Sistem Pengawasan Internal), diharapkan segera turun ke lapangan untuk melakukan investigasi menyeluruh. Investigasi ini harus mengungkap penyebab pasti permasalahan, menilai dampak kerugian secara komprehensif, dan menuntut pertanggungjawaban atas kegagalan manajemen yang terjadi.
Sementara itu, Direksi PTPN IV Regional ll dibawah kepemimpinan Region Head Budi Susanto diminta segera evaluasi kinerja Manajer Unit Tinjowan Abdi Henry Sinaga, karena dinilai gagal memenuhi tanggung jawab selaku pimpinan di kebun Terbukti atas kondisi tanaman di Afdeling V.Selanjutnya perlu dilakukan langkah-langkah konkret untuk memulihkan produktivitas perkebunan dan mencegah kerugian lebih lanjut.(SGN/R01 Lis)
Discussion about this post