Asahan, Sinarglobalnusantara.com-
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) milik PT.Agindo Indah Persada (AIP) yang berada di Desa Bandar Pasir (BP) Mandoge, Kecamatan Bandar Pasir(BP) Mandoge, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara,kembali meresahkan masyarakat karena berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan.perusahan dibawah kendali Wilmar Group yang pada tahun 2020 lalu pernah di demo warga akibat kasus serupa yakni perkara limbah dan pencemaran lingkungan,kini diduga kembali membuang limbah ke sungai bahkan asap dari PKS disebut sebarkan polusi udara hingga warga sakit paru paru.
Menurut keterangan warga Desa BP Mandoge,PKS tersebut diduga kerap mengalirkan limbah perusahaan ke aliran Sungai Sei Silau yang diaplikasikan melalui pipa siluman yang sengaja di tanam guna mengelabui dinas terkait ketika melakukan pemeriksaan ke kolam limbah perusahaan tersebut,adapun pipa siluman kendalikan dari dalam areal pabrik yang di pagari tembok setinggi 2 meter lebih.”Disamping tembok ada jalan menuju sungai, tempat pipa siluman di tepi Sungai telah di pasang pagar dari kayu,oleh perusahaan membuat papan informasi bertuliskan dilarang masuk KHUP 551″,Ujar warga yang ingin namanya tidak dipublikasikan dahulu.

Masih keterangan masyarakat ini yang ternyata kerap melakukan aktivitas disekitar sungai Sei Silau mencari ikan,”Kami sering melintas sungai dengan cara menghanyut dari Hulu ke Hilir Baik Penjaring, Penjala, Pemancing dan Penembak Ikan dan sering menjumpai aliran Sungai berwarna hitam kecoklatan,dan kadang berwarna hitam pekat,itu akibat perusahaan sedang membuang limbah melalui pipa siluman nya,jika warna air sudah berubah ya kami pulang lah, mana ada lagi Ikan nya karena udah pasti mati karena limbah”ungkap warga.
Sambungnya, PKS kerap buang limbah saat air sungai naik atau banjir, “Perusahaan kesempatan membuang limbah nya dengan sekala besar saat hujan,tak jarang juga PKS membuang limbah dengan kondisi air sedang surut pada waktu sore sampai pagi,namun terkadang di long sampai berhari hari saat (Tandan Buah Segar) TBS yang akan diolah membludak, informasinya kadang pabrik bisa mengolah hingga ribuan ton per hari,maka pabrik mengolah mulai pagi hari sampai ke pagi esoknya,saat itulah limbah pun dibuang secara ngelong”, tutupnya.
Atas informasi warga, wartawan Sinar Global Nusantara coba lakukan investigasi dilapangan didampingi warga,pada Selasa (15/05/2025), ternyata benar ditemukan PKS PT.AIP sedang membuah limbahnya ke aliran sungai Sei Silau diduga melalui pipa siluman,(pipa tanam ), wartawan bersama warga coba mendokumentasikan dengan foto dan video saat limbah mengalir,selanjutnya mengambil sampel limbah dari pipa siluman tersebut sebagai temuan dilapangan.

Selain itu, saat investigasi ditemukan juga kepulan asap hitam keluar dari Senator atau cerobong asap PKS, menurut warga di pabrik sedang melakukan pembakaran Tandan Kosong (Tankos),soal asap dari pabrik itu sudah biasa menurut warga,namun saat cuaca lembab dan tidak berangin maka asap akan turun menghalangi jarak pandang,selain itu seng rumah warga juga cepat karatan,dampak asap ini pun biasanya dialami warga radius 1 Kilo Meter dari PKS PT.Agindo Indah Persada.

Adapun dampak buruknya menurut warga, mereka sering mengalami sesak nafas hingga dada terasa berat, apalagi terhadap anak anak dan lansia dampak buruk asap cukup rentan mengganggu kesehatan.”Ini tidak hanya kata kata kami saja bang,contohnya opung Rubby,beliau mengalami gangguan kesehatan pernafasan, temui ajah dirumahnya”ujar salah satu warga memastikan sembari menunjuk rumah yang dimaksud.
Selanjutnya wartawan menyambangi kediaman opung Rubby,dan benar saja kondisi nenek tua ini sedang sakit mengalami gangguan pernafasan,”Nafas saya terasa berat dan dada terasa sesak,lalu saya pergi ke Rumah Sakit di Kisaran untuk berobat,kata dokter paru paru saya terinfeksi dan dipenuhi gumpalan asap tebal sehingga sesak bernafas,lalu saat saya bilang saya tidak perokok, pak dokter bilang kemungkinan asap dari sebuah pabrik”,ujar opung Rubby menceritakan.
Masih kesedihan opung Rubby akibat PKS,dia pernah bertemu dengan pihak perusahaan disamping rumahnya, lalu opung Rubby menanyakan prihal asap pabrik tersebut,malah dianjurkan pakai masker,” Pakai masker lah pung begitu jawaban pihak perusahaan,saya makin sedih,namun sebagai rakyat kecil kami tak bisa berbuat apa apa, karena perusahaan itu katanya banyak orang orang besar yang melindungi “,ujarnya
Sebelum menuliskan berita ini, wartawan berupaya konfirmasi kepada Afrianto MM selaku Manajer PT.AIP dengan melakukan komunikasi pesan WhatsApp kepada PGA Willi Z agar mengatur waktu Manajer,namun Willi Z mengatakan Manajer belum dapat ditemui,dan tidak dapat ditentukan waktunya.
Selanjutnya, atas desakan warga dengan mempertanyakan bagaimana hasil investigasi karena hingga Sabtu 17 Mei 2025, pabrik diduga masih membuang limbah ke sungai,maka wartawan langsung menyambangi PKS PT.AIP di Desa BP Mandoge pada Senin (19/05/2025).Namun di pos Security wartawan diminta mengisi buku tamu dan disuruh menunggu.Selang beberapa saat kemudian pesan sampai ke pos Scurity dari PGA Willi Z bahwa Manajer tidak dapat menerima kunjungan wartawan sebab adanya tim audit datang,”Kata pak Willi bapak Manajer gak bisa ditemui karena ada tim audit”,ujar Security.
Terkait informasi ini diminta kepada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Asahan serta Pemerintah Kabupaten Asahan dibawah kepemimpinan Bupati Taufik Zainal Abidin dan Wakil Bupati Rianto,agar melakukan tindakan terhadap perusahaan yang meresahkan masyarakat,agar mengawasi aktivitas perusahaan serta menindak pelanggaran yang terjadi yakni dugaan pemasangan pipa bawah tanah untuk saluran pembuangan limbah.Selain itu diminta juga kepada DPRD Sumut ataupun DPRD Kabupaten Asahan tanggap keluhan masyarakat dan segara melakukan inveksi mendadak dan merekomendasikan tutup perusahaan jika tidak bisa mengelola limbahnya dengan benar.(SGN/ARS).
Discussion about this post