Jakarta, Sinarglobalnusantara.Com-
Startup GuruInovati.id menggelar Yogyakarta Education Summit (YES) 2024 di Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Minggu (23/06/2024).
Head of Operation and Product Development GuruInovatif.id, Ikhsan Putra Budiman mengatakan Yogyakarta Education Summit talkshow untuk bertukar gagasan, diskusi, dan kolaborasi dengan tujuan meningkatkan standar dan mutu pendidikan Indonesia.
Bertajuk Embracing Digital Transformation for Intellectual Growth, GuruInovatif.id ingin mengajak tenaga pendidik dan stakeholder terkait untuk mengadopsi teknologi untuk mengembangkan pembelajaran
Yang kami soroti adalah kemampuan sekolah atau guru untuk memanfaatkan teknologi terkini dan mengembangkan teknologi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa,” katanya.
“Guru harus lebih adaptif, karena kan saat ini guru mengajar peserta didik yang digital native. Sehingga pembelajaran perlu disesuaikan dengan kondisi sekarang. Tidak melulu seperti pembelajaran seperti dulu-dulu,” sambungnya.
Apalagi saat ini Kemendikbudristek memiliki program pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran merdeka.
Sehingga pembelajaran tidak bisa digeneralisir, namun harus spesifik disesuaikan dengan kompetensi dan potensi siswa.
“Misalnya siswa punya potensi di musik, maka siswa itu perlu mendapat pembelajaran sesuai dengan potensinya. Jangan sampai siswa yang punya bakat musik baik, tetapi karena tidak bisa matematika, kemudian dicap tidak baik,” lanjutnya.
Pejabat Pengembang Teknologi Pembelajaran Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Irfana Steviano mengungkapkan saat ini perubahan teknologi, sosial, dan lingkungan terjadi secara global.
Tenaga pendidik juga harus memahami hal tersebut.
“Sehingga yang diincar adalah softskill, karakter, lifeskill. Kita harus memahami karakter siswa, gaya komunikasinya, potensinya apa. Kalau mereka tidak dilengkapi dengan keterampilan softskill, lifeskilll, digital, kasian mereka,“ ungkapnya.
Menurut dia, membangun platform pendidikan nasional berbasis teknologi merupakan strategi utama, salah satunya dengan platform merdeka belajar.
Platform tersebut memungkin guru untuk mendapat informasi kebijakan baru, pelatihan, dan lain-lain.
Kalau kita lakukan secara manual, butuh waktu berapa tahun untuk membekali guru, butuh berapa pertemuan. Makanya dilakukan dengan digitalisasi. Karena memang mau tidak mau kita harus mengikuti perkembangan zaman,” lanjutnya.
Irfana juga menekankan pentingnya guru memahami karakter siswa. Tujuannya agar pembelajaran bisa disesuaikan dengan potensi siswa.
Diferensiasi pembelajaran perlu dilakukan, sehingga potensi siswa semakin terasah.
Ada yang suka menggambar, suka menulis, suka musik, silahkan saja. Diferensiasi harus ada, nggak perlu semua output harus tulisan, kalau ada yang mau pakai lagu, silahkan,” ujarnya.
“Generasi sekarang lebih jago teknologi, nggak usah mikir cara ngajarinnya gimana. Kasih aja tugas, kamu bikin konten, nanti diupload ke Instagram dikasih judul. Mereka sudah jago, tinggal nanti guru membuat rencana rancangan aksinya,” lanjutnya
Pada kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNU Yogyakarta, Suhadi Cholil menambahkan sebagai perguruan tinggi baru, UNU Yogyakarta harus membangun tracknya sendiri
“UNU Yogyakarta baru berusia tujuh tahun, sedang mengejar ketertinggalan. Kami harus membuat track sendiri, rel sendiri. Kami akan mendirikan collage for future studies, karena dunia digital sangat cepat sekali,” terangnya.
Kami mengembangkan flagship kajian masa depan, bagaimana teknik elektro bisa menjadi robotika, AI, vertikal farming, dan lainnya. Kemudian kami juga sedang berusaha menjalin kolaborasi dengan nagara-negara lain untuk pengembangan pendidikan, seperti China,” imbuhnya. (SGN/RED)













































Discussion about this post