Jakarta, Sinarglobalnusantara.com-
Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu kekuatan besar ekonomi dunia di masa depan. Melalui Merdeka Belajar, transformasi pendidikan vokasi dimaksudkan untuk menciptakan ekosistem pendidikan vokasi yang kolaboratif dan berkelanjutan.
Sehingga menghadirkan sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dan kreatif dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Pengangguran yang masih relatif tinggi di Indonesia, menuntun pemerintah dan seluruh pihak terkait berupaya secara sinergis, terstruktur, dan sistematis untuk mengatasi masalah tersebut.
Namun dalam kenyataannya, selain disebabkan kurangnya lapangan kerja dalam negeri, pengangguran juga dipicu karena adanya berbagai gap antara Pendidikan dan dunia kerja yang meliputi empat dimensi yaitu kompetensi, kuantitas, lokasi dan waktu.
Selama ini yang terjadi adalah system Pendidikan vokasi yang belum bisa menghasilkan lulusan yang memenuhi persyaratan yang dibutukan DUDI, dan juga pengembangan bidang keahlian dan lembaga pelatihan vokasi belum sejalan dengan kebutuhan industry dalam rangka untuk merespon kebutuhan pasar.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan membangun sinergitas antara Pendidikan vokasi dan DUDI dengan focus utama pada pengembangan SDM berkualitas dan berkopetensi tinggi.
Suatu rancang program khusus yang bertujuan menggabungkan antara instruction dan contruction dengan pendekatan utama membentuk tahapan – tahapan yang mengacu pada fase pembelajaran di Perguruan Tinggi atau praktek di industry yang berfokus pada hasil dari proses pembelajaran.
Pemerintah memberikan perhatian besar terhadap penguatan pendidikan vokasi. Hal ini ditunjukkan dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi yang semakin mengakselerasi sinergi berbagai pemangku kepentingan pendidikan vokasi sehingga semakin menyeluruh, berkesinambungan, terintegrasi, dan terkoordinasi.
Pendidikan vokasi yang semakin ”mesra” dengan dunia usaha dan dunia industri menghasilkan sumber daya manusia yang dibutuhkan di dunia kerja sebagai profesional ataupun wirausaha.
Kolaborasi ini diperkuat dengan sejumlah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan vokasi melalui program penyelarasan dengan dunia usaha dan dunia industri.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan sekolah dan pendidikan vokasi, pemerintah melalui kerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Perindustrian terus meningkatkan peran Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dalam mendorong pengembangan atau revitalisasi pendidikan vokasi.
Hal ini harus didukung langsung oleh penyelenggara pendidikan yaitu sekolah dan pendidikan vokasi untuk terus meningkatkan hubungan dengan DUDI.
Melalui Penta vokasi yang mempunyai konsep menggabungkan pendidikan vokasional dengan pendekatan pentahelix yang melibatkan lima pihak, yaitu perguruan tinggi vokasi, industri, pemerintah, masyarakat, dan penelitian atau inovasi.
Ini adalah pendekatan yang holistik dan berkelanjutan untuk meningkatkan relevansi pendidikan vokasional dengan kebutuhan pasar kerja dan perkembangan industri. Pemerintah Indonesia menaruh harapan besar pada Penta Vokasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Industri juga menyambut baik program ini karena diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh industri.(SGN/RED)
Discussion about this post