Jakarta, Sinarglobalnusantara.Com-
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Kiki Yuliati menyatakan, pendidikan vokasi sudah seharusnya tidak lagi menjadi pilihan kedua.
Itu karena, pendidikan vokasi sudah memberikan bekal yang cukup kepada generasi muda untuk menyongsong masa depannya.
Bahkan, sistem pendidikan vokasi tidak lagi berada di belakang dunia kerja dan dunia industri (DUDI), tapi sudah selaras dengan DUDI.
Maka dari itu, jika hanya mendengar kebutuhan DUDI saat ini, maka pendidikan vokasi akan tertinggal jauh.
Dengan kecepatan perubahan, tidak cukup, tidak bisa lagi seperti itu. Ketika industri sudah bergerak sampai sini, lalu pendidikan vokasi baru mau ikut,” ungkap dia dalam keterangannya, Jumat (26/1/2024).
Kiki menegaskan, pendidikan vokasi memiliki kurikulum hingga 4 tahun. Jangka waktu itu bisa tertinggal lagi bila tidak ada perbaikan.
Untuk itu, dia berharap pendidikan vokasi tak hanya sekadar mengikuti dan mendengarkan indusri, tapi harus bisa membuat dan mengarahkan arah perubahannya.
“Pendidikan vokasi harus bisa membuat A yang lebih baik di masa depan dan ada perubahan di sana. Jangan lagi, kalau industri bilang A, maka ikuti A,” tegas dia.
Kiki menambahkan, peserta didik di pendidikan vokasi harus terus berpikir dan belajar. Karena, perkembangan di dunia industri terus berubah sejalan perkembangan zaman.
“Cara kerja di 2023 seperti ini, maka cara kerja di 2024 alami perubahan. Dia bisa mengerjakan dengan cara baru karena dia mampu belajar,” jelas dia.
Demi mencapai itu, sambung dia, maka membutuhkan upaya pembelajaran yang lebih baik di sekolah maupun kampus.
Adapun caranya, yakni guru dan dosen harus lebih canggih, menguasai ilmu, dan bisa menggunakan peralatan laboraturium yang lebih baik.
Ketika itu terjadi, maka peserta didik vokasi akan lebih siap mengerjakan tugas yang lebih sulit bila dibanding sebelumnya.(SGN/RED)














































Discussion about this post