Aceh, Sinarglobalnusantara.com-
Tenaga Ahli Menteri Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Mohammad Sofyan, yang juga menjabat sebagai Bendahara Majelis Diksasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menekankan pentingnya peningkatan standar pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Beliau menyampaikan harapannya agar mutu pendidikan di sekolah Muhammadiyah dapat setara dengan standar pendidikan di Jerman.
“Saya berharap proses pendidikan di Sekolah-Sekolah Muhammadiyah harus terus meningkat, harus bisa berstandar seperti pendidikan di Jerman,” ujar Mohammad Sofyan saat memberikan arahan pada pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembelajaran Mendalam, Koding AI, dan Penguatan Pendidikan Karakter. Acara tersebut berlangsung di Hotel Kriyad Muara, Banda Aceh, pada 29 Oktober 2025.
Menurut Mohammad Sofyan, Bimtek yang diadakan untuk regional Aceh ini memiliki tujuan strategis, yaitu meningkatkan kapasitas dan kualitas para pendidik di sekolah-sekolah Muhammadiyah di seluruh Indonesia, termasuk di seluruh wilayah Aceh.
Acara ini merupakan kolaborasi antara Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Dikdasmen dan Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. Pembukaan Bimtek dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Dr. KH Saad Ibrahim (Ketua PP Muhammadiyah), A. Malik Musa, M.Hum (Ketua PWM Aceh), Dr. Aslam Nur (Rektor Unmuha), Dr. Amiruddin (Bendahara PWM), Dr. Taqwaddin (Koordinator Dikdasmen PWM), Dr. Iskandar Muda (Ketua Majelis Dikdasmen PWM Aceh), serta para undangan lainnya.
Bimtek ini melibatkan 14 fasilitator dan diikuti oleh 100 peserta yang berasal dari berbagai sekolah Muhammadiyah di seluruh Aceh, mulai dari tingkat dasar, menengah pertama, hingga menengah atas.
Dr. KH Saad Ibrahim dalam kesempatan yang sama mengingatkan agar sistem pendidikan Muhammadiyah tidak serta merta meniru metode pendidikan di Barat, khususnya dalam hal pembelajaran mendalam, koding AI, dan penguatan pendidikan karakter. Beliau menekankan pentingnya memodifikasi dan mengadaptasi sistem pendidikan sesuai dengan ajaran Prof. BJ Habibie, yaitu mengadopsi pola pendidikan Imtaq (Iman dan Taqwa) dan Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).
“Kita harus memadukan dimensi teologis dan dimensi sains teknologi dalam pengembangan sistem pendidikan di Muhammadiyah,” tegas KH Saad, yang juga dikenal sebagai mantan Ketua PWM Jatim yang mengakuisisi gereja di Spanyol untuk dijadikan masjid.
Sementara itu, Koordinator Dikdasmen Muhammadiyah di Aceh, Dr. Taqwaddin, menyampaikan apresiasi kepada Staf Khusus Kementerian Dikdasmen atas dukungan yang diberikan.
“Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih khusus kepada Mas Sofyan atas bantuannya sehingga terselenggaranya acara penting ini. Apalagi para guru kami diinapkan di hotel berbintang. Ini mungkin hampir semua para peserta belum pernah menginap di Hotel semewah ini,” ungkap Taqwaddin dengan nada gembira. (RM)














































Discussion about this post