Simalungun,Sinarglobalnusantara.com
Bicara pemilu ataupun pesta demokrasi baik itu dalam pemilihan Kepala Negara,kepala daerah, ataupun pemilihan legislatif,indikasi money politik bukan lagi rahasia umum, meskipun tidak dilihat mata namun dalam hati sudah sama sama mengetahui,dan biasanya produk produk yang dijual demi mendapatkan kursi empuk ini akan dikemas baik bagaimana rakyat akan disejahterakan,dan hal ini juga tentu akan dikemas sedemikian rupa dan dibalur dengan indikasi money politik,meskipun sangat menggiurkan sesaat,namun politik seperti itu tentunya telah merusak nilai demokrasi yang benar, bahkan merusak menseat pemikiran masyarakat.Karena hasilnya akan memunculkan pemerintahan yang korup dan tidak memikirkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Namun, untuk mengubah hal itu,masih ada secercah harapan melalui generasi muda, karena generasi pemuda memiliki karakter yang merdeka, dan merupakan penentu arah masa depan bangsa, pemuda yang diyakini memiliki segudang ilmu akan bisa berinovasi memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat, sehingga cita cita demokrasi bisa terwujud secara bertahap.
Berangkat dari hal itu,Juni Pardomuan Saragih sebagai Ketua DPD KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kabupaten Simalungun,mencoba berinisiasi merangkul tokoh tokoh Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda yang berada di Kabupaten Simalungun dalam giat NGOPIDA (Ngobrol Pagi Pemuda) untuk membahas perananan pemuda dalam mensukseskan pemilu 2024 di Tanoh Habonaron Do Bona yang berlangsung di RM Pondok Puyuh Kang Latif,Nagori Pematang Simalungun, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun,Sumut.tepatnya hari kamis (28/09/2023) sekitar pukul 10:00 WIB.
Sebagai pemateri utama,kegiatan pun melibatkan KPU (Komisi Pemilihan Umum) Simalungun dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) Simalungun selaku penyelenggara pemilu 2024,namun disayangkan kedua lembaga tersebut tampaknya sepele akan integritas pemuda Simalungun,nyatanya kedua lembaga penyelenggara pemilu ini pun diduga ogah menghadiri undangan panitia kegiatan.
Sesuai keterangan ketua panitia pelaksana. Hendri Surya Saputra,bahwa surat undangan sudah disampaikan dengan nomor 11/DPD-KNPI/SMAL/lX/2023 untuk KPU Simalungun,dan nomor 12/DPD-KNPI/SMAL/lX/2023 untuk Bawaslu Simalungun, adapun perihal surat tersebut perihal permohonan pemateri dalam rangka sosialisasi Pemilu 2024.”surat sudah jelas kita sampaikan,KPU Simalungun sudah terkonfirmasi namun perwakilan mereka tidak bisa hadir, sedangkan Bawaslu Simalungun belum ada respon akan undangan kita ini, meskipun sebenarnya kegiatan kita ini membantu meringankan tugas mereka,namun mereka tidak hadir ya kita mau bilang apa”.Tandas Surya memulai kegiatan.
Hasilnya KNPI Simalungun berserta 24 Organisasi Kepemudaan yang hadir
sangat kecewa atas KPU dan Bawaslu Kabupaten Simalungun,hal itu diketahui dari statement masing masing perwakilan organisasi dalam sesi diskusi tersebut.
Juni Pardomuan Saragih pun menegaskan bahwa KNPI dan seluruh OKP yang hadir sangat kecewa”Ya kita sangat kecewa atas sikap KPU dan Bawaslu Simalungun ini, mungkin secara aturan mereka tidak wajib mengikuti undangan kita sebagai pemateri, namun dari segi tanggung jawab moral ya mereka harus hadir, karena tujuan kita mulia,kita berkorban mati matian dilapangan
agar bagaimana bisa merangkul kawan kawan pemuda demi menyatukan persepsi kesuksesan Pemilu 2024,namun sepertinya mereka sepele akan pemuda”ungkapnya.
“Kita sama sama tahu bahwa potensi pemuda begitu besar membawa perubahan ditengah masyarakat,seharusnya mereka (KPU dan Bawaslu=Red) lebih aktif dan ikut andil dalam pergerakan pemuda untuk mensukseskan pemilu 2024, para penyelenggara pemilu juga harus mendorong para pemuda untuk mensosialisasikan pengawasan pemilu,
namun kenyataannya mereka tidak ada kesiapan untuk hal itu, sehingga memang kita sangat kecewa dan menyayangkan Penyelenggara Pemilu di Kabupaten Simalungun ini,maka sesuai usulan kawan kawan dalam diskusi tadi,makan akan kita lanjuti, mungkin kita akan surati KPU dan Bawaslu RI”tandasnya.
Sama halnya Sekjen Karang Taruna Simalungun.Adibara,juga berkomentar pedas atas ketidak hadiran Penyelenggara Pemilu dalam diskusi para tokoh muda tersebut,”Yang pasti kami sangat kecewa atas ketidak hadiran para penyelenggara Pemilu di Simalungun ini, menurut kita ini wujud ketidak pedulian atau sepele akan keberadaan para pemuda,Mungkin selama ini kami para pemuda sudah terlalu banyak diam melihat segala yang terjadi di Simalungun ini,tapi memang ini harus kita lakukan gerakan “tandasnya.
Namun bukan pemuda pejuang namanya jika hanya ketergantungan dengan pihak lain, meskipun tanpa kehadiran penyelenggara pemilu,namun kegiatan diskusi pemuda tetap berlangsung, bahkan para tokoh pemuda dari berbagai OKP memberikan beberapa masukan dalam diskusi, sehingga kegiatan pun berlangsung sukses dan merumuskan beberapa hal.
1.kegiatan diskusi pemuda akan semakin sering dilaksanakan
2.para tokoh OKP sepakat akan mengawal berjalan pesta demokrasi
3.Melalui KNPI Simalungun sikap kurang peduli yang dipertontonkan oleh penyelenggara Pemilu akan dilanjuti dengan menyurati KPU Pusat dan Bawaslu RI.
4.Dimulai dari Pemuda pergerakan money politik harus semakin di persempit sehingga seiring berjalan waktu masyarakat bisa sadar bahwa money politik menghancurkan karakter generasi bangsa.
“Kita tidak bisa dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan untuk merubah menseat pemikiran masyarakat tentang money politik, alasannya sangat simple, faktor kebiasaan dan faktor kebutuhan perut,namun kita yakin jika kita mulai dari para pemuda maka ruang pergerakan pelaku money politik bisa kita persempit,namun disamping itu kita juga harus terus berkarya untuk lebih memantapkan diri dari segi ekonomi,maka seiring berjalannya waktu ketika kita dan masyarakat sudah mapan,sudah pasti money politik tidak kita terima lagi “ungkap Juni Pardomuan Saragih (SGN/R01)
Discussion about this post