Simalungun, Sinarglobalnusantara.com-
Kades/Pangulu Nagori Bosar Nauli.Heppi Nurnatali Sidauruk.SPd, bersama Tim Pelaksana Kegiatan(TPK) diduga melakukan korupsi Dana Desa dengan melakukan Mark Up anggaran serta tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada pengerjaan Perkerasan Rabat Beton di Huta lll Silobosar,Nagori Bosar Nauli, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Hal tersebut terungkap berdasarkan investigasi wartawan dilapangan pada Rabu (20/11/2024) dan dilaporkan pada redaksi Sinar Global Nusantara,dimana proyek yang bersumber dari Dana Desa Tahun Anggaran 2024 dengan pagu anggaran 125.718.900 rupiah dengan Volume 140 x 3,0 x 0,15 M penuh manipulasi.Dari hasil investigasi setelah disesuaikan dengan RAB kegiatan yang diperoleh dari sumber terpercaya akhirnya banyak ditemukan penyimpangan atau Mark Up anggaran dan pengerjaan yang tidak sesuai RAB dalam pengerjaan tersebut,ada beberapa poin kecurangan dan pengerjaan yang tidak sesuai RAB diantaranya;
1.Dalam uraian bahan dianggarkan sesuai RAB untuk pembelian plastik alat cor sebanyak 462 Meter dengan harga satuan 7.770 rupiah, sehingga harga total 3.589.740 rupiah.Sementara sesuai temuan dilapangan plastik alat cor ini dipergunakan hanya di sisi kanan dan kiri bangunan saja, sementara pada tengah bangunan cor tidak dialasi plastik alas cor dan langsung ditimpa campuran semen saja.Menurut warga sepanjang pengerjaan rabat beton hanya melihat 1 roll plastik alat cor saja hingga pengerjaan sudah separuh.
2.Dalam RAB dianggarkan pengadaan batu belah (batu padas) 15-20 dengan volume 19 meter kubik dengan harga satuan 218.850 rupiah per meter kubik,sehingga jumlah total harga 4.158.150 rupiah,dalam hal ini diduga telah terjadi Mark Up Anggaran, pasalnya ketika dikonfirmasi salah satu panglong di Desa tersebut harga satuan batu belah hanya 150.000 rupiah per meter kubiknya, maka 218.850 dikurangi 150.000 perbandingan harga 68.850 per meter kubik, jika dikalkulasi hasil maka memperoleh keuntungan korupsi dari Mark Up anggaran sebanyak 1.308.150 Rupiah.Selain itu ternyata menurut warga sekitar yang aktif mengawasi kegiatan, jumlah batu belah yang datang dan dipergunakan hanya 1 Motor Cold Diesel atau hanya 4 Meter saja, sehingga kuat dugaan sisa 15 meter kubik dikorupsikan juga.
3.Dalam RAB dianggarkan pengadaan papan bekisting delatasi (SK)3/4×4,8 meter persegi sejumlah 12 lembar dengan harga satuan 83.250 rupiah, sehingga total harga 999.000 rupiah.Selanjutnya pengadaan papan bekisting pinggir (SK)3/4×4,8 meter sejumlah 29 lembar dengan harga satuan 83.250 rupiah,sehingga jumlah total harga 2.414.250 rupiah,sementara harga papan yang sama di Panglong Desa tersebut hanya 70.000 rupiah saja,maka dalam hal ini diperhitungkan korupsi dari Mari Up Anggaran.Sementara itu ternyata dilapangan ditemukan pemasangan papan beskisting dilakukan bongkar pasang atau dipindah pindah,sehingga pemakaian papan bekisting tidak sesuai dengan jumlah yang di cantumkan dalam RAB.
4.Untuk pengadaan semen,dalam RAB dianggarkan semen PC @40kg SNI sejumlah 437 zak dengan harga satuan 75.480 rupiah, sehingga jumlah total harga 35.702.040 rupiah.Sementara ketika dikonfirmasi pada salah satu panglong di Desa/Nagori Bosar Nauli harga jual Semen Padang kisaran 68.000 rupiah, itupun biasanya dijual 65.000 rupiah,namun karena ada kerusakan jalan di Tanah Jawa hingga harus jalan memutar dan menambah akomodasi perjalanan saat belanja sehingga harga dinaikkan 3000 rupiah per Zak semen.maka jika dikalkulasikan Mark Up anggaran 7.480 x437 Zak semen hasilnya 3.268.760 rupiah.
5.Selanjutnya pada RAB dianggarkan untuk pembelian alat alat berupa gerobak dorong sebanyak 3 unit dengan harga satuan 777.700 rupiah, sehingga jumlah total
2.331.000 rupiah, sementara ditemukan dilokasi gerobak dorong yang dipergunakan adalah bekas yang sudah berkarat, diyakini barang dipinjam sehingga anggaran untuk membeli gerobak diduga dikorupsikan.
6.Dalam RAB upah pekerja dianggarkan 120.000 rupiah untuk 1 Hari Orang Kerja (HOK),dan total yang dianggarkan 23.400.000 selama 195 HOK,sementara beberapa orang pekerja yang ditemui dilokasi mengaku hanya dibayar upah 100.000 rupiah untuk 1 hari kerja pagi hingga sore,maka jika dikalkulasikan Pangulu beserta TPK korupsi upah pekerja sebanyak 3.900.000 rupiah dengan rincian 20.000 upah yang dipotong x195 HOK Selain itu ditemukan dilapangan seluruh pekerja yang melaksanakan kegiatan hanya berjumlah 14 Orang.
Selain 6 poin tersebut, menurut warga sebelum pengerjaan pengerasan jalan tidak terlebih dahulu dilakukan perataan badan jalan,selain itu parit kanan dan kiri tidak terlebih dahulu dibersihkan, sehingga saat hujan nantinya turun diperkirakan air akan meluap dan menghantam bahu jalan.Sementara para pekerja juga mengeluhkan loyalitas TPK terhadap pekerja dan dinilai sangat pelit, buktinya selama 1 minggu bekerja hanya 2 kali dibelikan gorengan.
Terkait dugaan korupsi dengan Modus Mark Up Anggaran dan pengerjaan tidak sesuai RAB,Pangulu Nagori Bosar Nauli.Heppi Nurnatalia Sidauruk.SPd,selaku Kuasa Pengguna Anggaran ketika dikonfirmasi melalui pesan aplikasi WhatsApp belum memberikan keterangan,pesan yang dikirim hanya centreng satu hingga berita ini diterbitkan, tanpaknya Heppi Sidauruk sudah memblokir mengingat kinerjanya sering di kritisi.
Sama halnya dengan Ika Puji Rahayu selaku Kaur Pembangunan Nagori Bosar Nauli, ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Jumat (22/11/2024),hingga berita dilayangkan pesan yang dikirim hanya centang satu, tampaknya juga sudah memblokir nomor wartawan mengingat pernah dikonfrimasi soal dugaan korupsi pengadaan 2 buah unit Laptop Tahun Anggaran 2023.
Terkait temuan ini, Aparat Penegak Hukum dan Inspektorat Kabupaten Simalungun diminta lakukan audit kegiatan untuk mengungkap dugaan korupsi yang merugikan Nagara dan masyarakat sekitar.(SGN/R01/MT)
Discussion about this post