Asahan, Sinarglobalnusantara.com-
Masaeli Lahagu selaku General Manager PTPN IV Regional ll Distrik I Bahjambi diduga ada keterlibatan atas dugaan penyelewengan anggaran biaya perawatan pada kebun Unit Mandoge yang mengakibatkan puluhan hektar tanaman diselimuti rumput liar dan tidak di pruning,selain itu General Manajer yang terhitung mulai 1 Juni 2022 menerima SK Mutasi ini pun dinilai bekerja tidak kolaboratif sesuai penerapan nilai nilai utama (core values) BUMN yang terangkum didalam AKHLAK yakni Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.
Dugaan dan penilaian tersebut bukan tanpa dasar,bahwa sebelumnya pada Rabu (22/01/2025) redaksi Sinar Global melalui pesan Aplikasi telah menyampaikan informasi hasil investigasi wartawan dilapangan kepada General Manajer Distrik I Bahjambi melalui link berita bertajuk”Diduga Biaya Perawatan Masuk Kantong Bos,Puluhan Hektar TM Milik PTPN IV Kebun Mandoge Diselimuti Rumput Liar dan Tidak di Pruning”.
Informasi tersebut pun disampaikan dengan maksud agar General Manajer bisa mengetahui situasi tanaman perkebunan dilapangan dan bagaimana kinerja bawahannya dilapangan sehingga bisa melakukan solusi dan evaluasi, namun meskipun pesan telah dibaca sepertinya Masaeli Lahagu tidak bekerja secara kolaboratif dengan media PERS yang akhirnya mengabaikan pesan dari Media Pers yang akhirnya tanpa tindakan.
Tidak sampai disitu,pada hari Selasa (18/02/2025) redaksi Sinar Global Nusantara coba lakukan konfirmasi General Manager melalui pesan WhatsApp dengan mempertanyakan tindak lanjut informasi yang disampaikan, berikut konfirmasi media ini.”Ijin pak GM Distrik 1,Terkait informasi yang kami sampaikan sebelumnya tentang Puluhan Hektar TM Milik PTPN IV Kebun Mandoge Diselimuti Rumput Liar dan tidak di Pruning, ijin konfirmasi beberapa hal:
1.Apakah sudah dilakukan kroscek lapangan dan bagaimana kondisi nya.
2.Anggaran perawatan tahun 2024 yang diduga tidak disalurkan kemana sesuai penjelasan Unit Mandoge.
3.Sanksi apa yang telah dilakukan terhadap oknum oknum yang terlibat yang mengakibatkan puluhan hektar tanaman sawit milik perusahaan tidak dilakukan perawatan.
Demikian konfirmasi kami mohon ditanggapi, terimakasih,”isi konfirmasi.
Namun sangat disayangkan Masaeli Lahagu bungkam atas konfirmasi, selanjutnya kemarin pada Kamis (20/02/2025) kembali media ini meminta agar General Manajer memberikan tanggapan atas konfirmasi agar tidak menjadi asumsi bahwa General Manager terlibat dalam dugaan konspirasi korupsi anggaran biaya perawatan yang tidak disalurkan pada puluhan hektar tanaman di PTPN IV Regional ll Unit Mandoge,namun tetap saja mantan Manajer Kebun Air Batu ini bungkam,hal tersebut pun memperkuat asumsi bahwa Dana perawatan puluhan hektar kebun Mandoge masuk ke kantong Bos Bos di PTPN IV Regional ll Kebun Unit Mandoge.
Edisi sebelumnya pada Rabu (22/02/2025)diterbitkan media Sinar Global Nusantara,sejatinya dalam perkebunan ataupun pertanian,produksi tinggi bisa dicapai apabila tanamannya dirawat dengan baik,jika tanpa perawatan berharap target produksi tinggi maka sama saja itu mengharap hujan turun dari langit disaat cuaca kemarau.maka dari situ PTPN IV biasanya menggelontorkan anggaran cukup besar kepada kebun kebun Unit dengan harapan setiap management unit bekerja dengan baik dan melakukan perawatan pada tanaman agar memperoleh hasil produksi yang tinggi sehingga perusahaan PTPN IV bisa memperoleh untung besar dan menyumbang devisa kepada Negara.
Namun terkadang, fakta tidak sesuai ekspektasi, karena bisa saja anggaran yang digelontorkan PTPN IV untuk biaya perawatan tanaman justru diduga masuk ke kantong bos bos besar di dalam perusahaan,nyatanya berdasarkan hasil investigasi wartawan dilapangan pada Senin ( 20/01/2025),ditemukan puluhan hektar Tanaman Sawit di Regional ll,Kebun Unit Mandoge tepatnya di Afdeling l diselimuti hama rumput liar dan tidak di pruning.
Kondisi tanaman pun cukup memprihatinkan, ibarat hidup segan mati tak mau, puluhan pelepah sawit yang sudah kering dan yang tidak produktif bergelantungan di pohon,ada juga pelepah yang patah pangkal atau sengkleh,diperhitungkan sudah hampir 2 tahun tidak dilakukan pemangkasan atau pruning, tentu dengan kondisi Tanaman seperti ini akan mengurangi produksi karena unsur hara yang diserap akar akan terkuras oleh pelepah yang sudah tidak produktif.

Selain tidak di pruning, sebagian tanaman juga terlihat diselimuti tumbuhan liar jenis benalu yang sudah menggerogoti tanaman hingga ke pucuk tanaman sawit,alhasil tanaman pun mati pelan pelan akibat sudah tidak mampu bertahan.Parahnya lagi, tanaman juga diserang gulma berkayu, diperhitungkan anakan kayu sudah berusia 2 tahun juga sehingga tingginya mencapai 2
3 meter lebih,gulma rumput liar juga ikut serta menggerogoti tanaman dan salah satunya jenis lompongan.

Sementara itu,tidak jauh dari lokasi ditemukan salah satu pekerja sedang melintas,dan saat diajak berbincang soal kondisi tanaman sawit yang digerogoti gulma,pekerja tersebut justru mengungkap fakta lain”Jangan cuman Afdeling l ini lah di cek bang,gak adil itu namanya,ya hampir semua Afdeling ya ada begitu,soal cabang pelepah sengkleh itu udah biasa, sudah menahun begitu bang,kita gak tau apakah ada atau tidak anggaran biaya perawatannya, kalau pun ada ya berarti sama bos bos itulah Abang tanya”ujar pria berbadan kurus ini.

Terkait temuan puluhan hektar Tanaman Menghasilkan (TM) tidak terawat dan digerogoti gulma di kebun unit Mandoge yang secara geografis terletak di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge,Kabupaten Asahan, Sebelumnya wartawan coba konfirmasi Manajer PTPN IV Kebun unit Mandoge melalui pesan aplikasi WhatsApp dengan mengirimkan beberapa foto dilapangan,namun hingga berita dikirim ke redaksi Fauzi Saragih memilih bungkam meskipun pesan terlihat dibaca.(SGN/Tim)

Discussion about this post