Simalungun,Sinarglobalnusantara.com-
Setelah diwartakan media Sinar Global Nusantara dalam edisi 13 juni 2024 dengan tajuk”Puluhan Hektar Tanaman Sawit Milik PTPN IV Regional ll Unit Bahjambi Terlantar,Dana Pemeliharaan Kemana”. akhirnya Adi Rahmat selaku Asisten Kepala (Aska) Kebun Unit Bahjambi diduga langsung menyulap lapangan dengan melakukan pembersihan dan perawatan mendadak pada tanaman sawit milik PTPN IV Regional II Unit Bah Jambi tepatnya di afdeling II Blok B, tanaman tahun tanam 2009.
Dengan merasa tidak memiliki kesalahan dan merasa kinerjanya sudah benar,Adi Rahmat pun mengirimkan beberapa rekaman video situasi Blok yang sudah selesai dikerjakan, terpantau dilapangan para pekerja lengkap dengan mengenakan baju dinas lapangan berwarna hijau dan berlogo PTPN IV terlihat sibuk melakukan pemeliharaan baik itu pekerjaan Prunning dan Chemis pada tanaman.
Namun sangat disayangkan pemeliharaan yang seharusnya dilakukan oleh vendor yang telah menang dalam tender proyek pemeliharaan, justru dikerjakan oleh oknum-oknum diduga karyawan PTPN IV Regional ll Kebun Unit Bah Jambi, sehingga makin jelas dugaan Kong kali Kong anggaran benar terjadi.Karena Aska yang seharusnya melakukan pengawasan justru diduga malah mengambil alih pemeliharaan tanaman sawit.
Sementara itu sesuai investigasi lanjutan dilapangan pada hari Jumat (14/06/2024),
jika sebelumnya keadaan tanaman menghasilkan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini terlantar dan tampak diselimuti berbagai macam Gulma pengganggu, seperti Mikania Micrantha atau rambatan,gulma Melastoma ( senggani ),gulma lompongan dan gulma pohon bambu dan gulma lainnya memang langsung terlihat agak bersih setelah dilakukan Chemis dan Prunning,namun bagaimana bisa perusahaan sekelas BUMN harus diwartakan dahulu baru dikerjakan,lalu kemanakah anggaran biaya perawatan yang cukup besar selama ini digelontarkan PTPN IV, tentunya Adi Rahmat yang bisa menjawab, namun sudah bisa dipastikan perusahaan merugi karena tanaman sawit yang terlantar pastinya akan mengurangi produksi.
Ternyata fakta lain diketahui saat wartawan lakukan investigasi di lapangan,salah satu warga sekitar sedang menggembalakan ternaknya bersama rekannya buka bicara soal situasi perkebunan”Ini belum seberapa bang kalau orang abang lihat yang di daerah Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) sana lebih parah lagi, bahkan tanamannya dapat dikatakan hidup segan mati tak mau, tanaman ini sudah lama tidak terawat mungkin sudah sekitar dua tahunan,namun tadi pagi sudah diperbaiki,
Warga lainya juga menimpali dan merasa heran dengan keadaan tanaman menghasilkan milik PTPN IV Unit Bah Jambi.”Perkebunan ini kan milik Negara tapi kok seperti itu ya, justru lebih terawat milik masyarakat,apa kurang modal ya BUMN,atau bisa saja pejabat pejabat di Unit mengkorupsikan anggaran pemeliharaan itu, kalau terus seperti itu bisa bangkrut lah PTPN ini, padahal harapan kita BUMN adalah penyumbang Devisa terbesar di Indonesia ,maka sebenarnya menurut saya perlunya pengawasan anggaran dilakukan dengan sangat ekstra, sehingga keadaan keuangan negeri ini tetap stabil dan dapat terhindar dari krisis global seperti yang diharapkan oleh banyak masyarakat Indonesia dan harus dikelola dengan baik dan benar dan jangan menjadi ajang korupsi,” tandasnya.
Terpisah,Asisten kepala Kebun Unit Bahjambi Adi Rahmad saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp terkait pemeliharaan dadakan yang dikerjakan oleh karyawan Unit Bah Jambi yang seharusnya dikerjakan oleh vendor pemeliharaan belum memberikan keterangan resmi kepada wartawan,Aska Rayon A ini lebih memilih bungkam dengan tidak membalas konfirmasi yang dikirimkan awak media.
Sebelumnya diwartakan,diduga biaya perawatan masuk kantong oknum oknum pejabat mulai dari Krani,Mabes, Asisten Afdeling hingga Asisten Kepala di Kebun Unit Bahjambi,Puluhan hektar tanaman sawit milik PTPN IV Regional ll, Kebun Unit Bahjambi tepatnya di Afdeling ll akhirnya terlantar dengan kondisi sangat memperhatikan.
Padahal, tanaman kelapa sawit yang terawat dengan baik tentunya bisa menghasilkan buah sawit yang bermutu dengan kualitas CPO yang tinggi, itulah alasan mengapa PTPN IV mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk melakukan perawatan sesuai dengan SOP perusahaan,namun oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab diduga telah menyalahgunakan jabatannya dengan persekongkolan melakukan korupsi biaya perawatan tersebut.
Alhasil, seperti pantauan dilapangan pada hari Rabu kemarin (12/06/2024).Tanaman Menghasilkan (TM) di Blok B,tahun tanam 2009, tidak dilakukan perawatan Chemis piringan tanaman sawit, gulma tumbuh subur setinggi 1 meter menyelimuti pokok sawit,dongkel anak kayu juga sepertinya tidak dilakukan sehingga anak kayuan sudah tumbuh diperkirakan hampir 2 meter,selain itu tampak Gulma penganggu tanaman sawit seperti Mikania micrantha atau rambatan tumbuh subur hingga menutupi dahan sawit setinggi 7 meter.
- Tampak Gulma penganggu tanaman sawit seperti Mikania micrantha atau rambatan tumbuh subur hingga menutupi dahan sawit setinggi 7 meter.
Tidak sampai disitu, di lapangan juga ditemukan tanaman yang tidak berkembang karena terhimpit gulma, tanaman ini sepertinya terserang penyakit tajuk,namun meskipun begitu malah dibiarkan dikelilingi gulma seperti Melastoma ( senggani ),lompongan dan gulma jenis bambu. pada tanaman ini juga tidak dilakukan dilakukan Chemis piringan.

Sementara di beberapa tanam sawit lainnya, tampak buah tidak dipanen hingga membusuk dan tinggal tankos yang masih lengket di pohonnya, diduga pemanenan malas memanen karena di area semak belukar,belum lagi pelepah sawit yang tidak dilakukan Pruning.



Setelah keluar dari Blok, wartawan coba sambangi kantor Afdeling ll niat untuk konfirmasi, ternyata belum ada asisten definitif di Afdeling tersebut,salah satu karyawan kantor mengatakan Asisten masih CKP” Semua dibawah naungan Askep yang tanda tangan pak Asiten Kepala”ungkap karyawan tersebut.
Selanjutnya wartawan coba konfirmasi Asisten Kepala Rayon A melalui pesan WhatsApp dengan mengirimkan beberapa foto dan video di lapangan.namun sangat disayangkan Adi Rahmad belum memberikan jawaban hingga berita ini dikirim ke redaksi.
Terkait temuan di lapangan,adanya tanaman sawit yang tidak terawat hingga puluhan hektare di perkebunan Bahjambi, manajemen PTPN IV Regional ll diminta evaluasi kinerja Adi Rahmad selaku Asisten Kepala Blok A kebun Bahjambi, Manajemen juga diminta menurunkan Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang merupakan unit satuan kerja yang bertugas untuk memberikan keyakinan (assurance) serta berfungsi melakukan kegiatan konsultasi yang objektif dan independen dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan dan rasa percaya pemegang saham serta pemangku kepentingan lainnya terhadap pengelolaan PTPN IV di Unit Kebun Bah Jambi.(SGN/AS)
Discussion about this post