Sumut, Sinarglobalnusantara.com-
Disaat wacana “Indonesia Emas” merujuk pada Visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan sejajar dengan negara-negara adidaya dengan target tercapai pada tahun 2045,dimana saat itu Indonesia genap berusia 100 tahun. Tentu Visi ini menekankan pentingnya mempersiapkan generasi muda yang berpendidikan tinggi, inovatif, dan berkarakter kuat untuk menjadi pilar utama kemajuan bangsa.
Namun wacana tersebut tidak adil bagi keluarga Jamal dan anak anaknya yang tinggal di Dusun V Tratak Buludiri,Desa/Nagori Tratak Nagodang, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.Disaat anak anak orang mampu diluar sana sudah belajar ditunjang dengan segala fasilitas dan pendidikan yang mumpuni ditambah serba serbi kemampuan dan koneksi yang dimiliki orang tuanya, justru anak anak Jamal ini masih belajar menggunakan lampu minyak tanah pada malam hari ditambah suasana yang serba kekurangan didalam rumah mereka.
Diketahui sesuai keterangan Jamal pada Minggu (01/06/2025) ternyata sudah puluhan tahun tidak pernah mendapatkan penerangan dan aliran listrik, meskipun jarak kantor jaga PT.PLN Ujung Padang cukup dekat dan diperhitungkan hanya 5 Kilo Meter,namun tidak menjadi patokan bagi keluarga Jamal untuk menikmati listrik milik BUMN tersebut.
“Lengkap sudah penderitaan kami bang, pada saat malam hari seperti ini tiba, saya hanya mengunakan lampu petromax yang di isi dengan minyak tanah, apa lagi saya kalau lihat anak saya ini belajar mengunakan lampu petromax ini bang, kadang saya sedih,tapi apalah daya saya tak boleh berbuat apa apa, ini Ajis (nama samaran =Red) nama anak saya bang saat ini duduk di sekolah kelas 2 SMA MTS NURUL HIKMAH Emplasemen, sangat sedih bang, padahal bangunan pemerintah adanya bang disini, jalan ini sudah di rabat beton, tapi lampu penerangan (PLN) tak ada.Kami tidak banyak berharap bang , hanya agar kampung saya ini khususnya saya istri dan anak saya dapat menikmati listrik layaknya warga lain” Pinta Jamal sembari menunjuk anaknya sedang belajar menggunakan lampu petromax.
Sementara itu Basirun salah satu tokoh masyarakat setempat juga mengatakan sangat miris akan kondisi Jamal dan anak anaknya,”Miris melihat pak, kadang kita ragu benarkah negara ini sudah merdeka,itu buktinya keluarga pak Jamal, disamping ekonomi sulit juga kurang perhatian pemerintah,ya nyatanya hingga saat ini tidak menikmati penerangan listrik dari negara,kemarin sudah pernah juga kita usulkan ke pihak PLN namun sampai sekarang tidak ada tindakan.Melalui media ini pak sebagai penyampaian kami supaya harapan kami didengarkan oleh pemerintah kabupaten Simalungun dan Pemerintah Pusat atau wakil rakyat”,ujar Kakek Basirun.(SGN/ TS)
Discussion about this post