Simalungun, Sinarglobalnusantara.com-
Sesuai dengan juknis dan pedoman Penggunaan Dana Desa, seharusnya Dana Desa Tahun Anggaran 2023 di seluruh Indonesia sudah selesai dikerjakan akhir Desember 2023 kemarin.Namun sangat disayangkan, ketika salah satu desa di kabupaten Simalungun masih dalam pengerjaan pada tahun 2024 ini.
Seperti yang terjadi di Nagori Teladan,Kecamatan Bosar Maligas,
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.Terungkap berkat informasi yang disampaikan warga kepada team Sinarglobalnusantara.com pada hari Selasa (16/01/2023)di salah satu warung kopi, yang menyatakan bahwa di Nagori tersebut tepatnya di Huta I Pasar V,proyek Fisik pengerjaan Perkerasan Rabat Beton masih sedang dikerjakan padahal Tahun Anggaran sudah usai, bahkan yang lebih aneh pengerjaan proyek tersebut pun malah dikerjakan dengan sistem di borongkan dan bukan dengan swakelola,”yang kami tahu bahwa pengerjaan Dana Desa kan tidak bisa di borongkan,ini kenapa bisa, bahkan meskipun pengerjaannya sudah melintasi tahun kenapa tidak ada yang protes,bukan kah itu sudah menyalahi aturan bang, bagaimana nanti mereka menyusun LPJ nya dimana Para pengawas penggunaan Dana Desa, cobalah Abang cek pengerjaan dilapangan,”Tandas warga yang enggan namanya disebutkan.
Mendapatkan informasi,team langsung lakukan investigasi di lapangan sekitar pukul 12:00 WIB,terlihat pengerjaan perkerasan Rabat Beton sedang masih berlangsung,namun kwalitas pengerjaan tanpak diragukan,mulai dari penggunaan semen merk Dynamit yang diduga tidak sesuai RAB,selain itu campuran semen juga diragukan dan kebanyakan penggunaan pasir, bahkan demi meraup untung lebih besar penggunaan papan bekisting pun di korting, tampak pemakaian papan bekisting di pindah pindah,tentu hal tersebut berpotensi mengakibatkan keretakan pada beton, karena pada umumnya beton mengering dan memiliki kekuatan maksimal setelah 28 hingga 30 hari.selain itu,di sisi kanan dan sisi kiri bangunan juga belum ditimbun dengan tanah urug.
Tak jauh dari titik pengerjaan, para pekerja sedang beristirahat. Awak media langsung melakukan konfirmasi dengan pemborong yang bernama Wahid yang ternyata bukan Putra Daerah. Dalam perbincangan tersebut, jelas sudah kegiatan Dana desa Nagori Teladan diborongkan pengerjaannya kepada Wahid dengan harga 27.000 per meter. Dan semua perintah untuk kegiatan Dana Desa tersebut langsung dari Rayu Riduan Silitonga selaku Kades/ Pangulu Nagori Teladan.
Terkait hal ini,pada pengerjaan rabat beton diduga banyak melakukan tindak pidana korupsi dengan bukti awal diborongkan pengerjaanya, tentu ini sangat fatal dan tidak diperbolehkan.
Karena seharusnya kegiatan Dana Desa dikerjakan dengan Swakelola dan dikerjakan masyarakat setempat.Belum lagi pengerjaan nya udah melewati tahun anggaran 2023.bahkan kualitas pengerjaan proyek pun diragukan.

Namun disayangkan,Pangulu Nagori Teladan.Rayu Riduan Silitonga, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp sepertinya kurang terima bahkan bahkan coba kelabui wartawan,Pangulu beralasan lagi di Polda ada klien dan sedang pemeriksaan, namun soal pengerjaan proyek Pangulu mengakui sebagian pengerjaan diborongkan dengan alasan tidak ada tukang BAS di Nagorinya, padahal jika Pangulu berniat membangun dan memandirikan Nagorinya pastinya sudah ada Pendamping Desa di setiap Nagori yang siap mendampingi pelaksanaan program dan kegiatan sektoral Desa.
Namun soal papan blesting yang dipindah pindah,Pangulu tidak mengakuinya,ia menjelaskan papan tersebut tidak ada dipindah pindahkannya,akan tetapi saat konfirmasi berlangsung Pangulu meminta agar bertemu saja di Nagorinya”Sudah saya katakan pak saya ini sedang ada pemeriksaan di Polda,tapi bapak trus chat saya,kalau apa pak dijumpakan saja sama saya besok, kebetulan besok ada rapat Musrenbang biar jelas soal pekerjaan itu jika bapak ingin penjelasan”tulis pangulu.
Selanjutnya wartawan menjelaskan tidak perlu lagi bertemu dengan pak Wahid selaku pemborong karena konfirmasi dari pak Wahid sudah selesai dan mengaku pekerjaan tersebut diborong kan kepadanya, sehingga wartawan butuh konfirmasi dari Pangulu untuk perimbangan berita, setelah itu pangulu tampaknya langsung emosi dan berkata wartawan mengintervensi nya,begini tulis pangulu”Maksudmu apa nya
Saya harap kita saling menghargai ya ketua
Td anda nuduh saya korupsi.
Anda katakan saya menggelapkan dana desa.
Kecil sekali saya,anda bilang gelapkan dana desa itu.

Sampai sampai anda bilang sayang mati matian ambil kepala desa kemarin.
Agar anda tau ya,saya maju ikut kontes pemilihan pangulu,atas panggilan warga ya,dan saya disuruh otg org tua yg di desa tersebut buat merubah desa saya itu..
Dan saya iyakan permintaan warga teladan,dengan memulangkan formulir pencalegkan DPRD periode ini dari partai PDIP.
Hei kawan saya juga sudah banyak berhadapan dengan media seperti anda ini pada waktu mengadakan aksi dijalanan oleh elemen mahasiswa dikala bermahasiswa di universitas khatolik santho thomas medan..
Saya gak tau percis anda usia berapa,tapi penting anda ketahui,gak waktu nya lagi saat ini nakut nakut i kisanak..
Kalau anda merasa sudah tua,maka berprilakula org tua,jangan seperti ini,tiba tiba anda menghubungi saya langsung menuduh nuduh langsung anggar anggar power..
Da capek kita ketua jd orang idealis,jadi orang pemikir-pejoang,pejoang-pemikir..
Kalau anda bagus,atau tidak ada intervensu dari pihak mana pun,pasti anda mengajak silahturahmi yg baik..
Bukan dengan cara anda ini”begitu tulis pangulu seperti tidak terima dikonfirmasi sehingga wartawan melayangkan release berita ke meja redaksi.
Informasi berkembang,salah satu perangkat Nagori yang tidak mau disebutkan namanya saat ditanya soal pengerjaan Rabat Beton yang di Huta I yang diduga sarat korupsi dia enggan berkomentar,malah perangkat Nagori ini mengomentari soal Pangulu mereka sebelumnya memang ambisi untuk menang dalam perhelatan pemilihan pangulu serentak tahun lalu.”Iya pak,Pangulu kami ini sebelumnya sangat ambisi menduduki jabatan Pangulu, informasinya beliau habis 1,2 miliar untuk mengambil pangulu ini, untuk menjaga marwahnya katanya “tandas perangkat Nagori ini.(SGN/GT)
Discussion about this post