Sumut, Sinarglobalnusantara.com-
Berdasarkan hasil investigasi lapangan yang dilakukan team media Sinar Global Nusantara pada 26 dan 31 Agustus 2025, menguak sebuah potret buram pengelolaan areal Tanaman Belum Menghasilkan (TBM 2) di Afdeling l, Milik PTPN IV Regional ll Unit Kebun Marihat. Kondisi tanaman tahun yang diketahui di tanam pada tahun 2023 ini, ditemukan menunjukkan bahwa terdapat kegagalan serius dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan TBM yang semestinya menjadi fondasi penting bagi produktivitas jangka panjang perusahaan plat merah tersebut.
Berdasarkan pengamatan dan dokumentasi yang dilakukan, muncul pertanyaan besar: Apakah ini hasil dari kelalaian manajerial, apakah para pimpinan kebun Marihat seperti Manajer dan Asisten Kepala hingga Asisten Afdeling terlena dengan kursi empuk dan fasilitas mewah yang diberikan PTPN IV PalmCo, sehingga lupa tugas dan tanggung jawabnya masing masing untuk mengurusi perkebunan, atau ada dugaan kuat bahwa anggaran perawatan TBM telah diselewengkan.
Fakta lapangan berdasarkan hasil investigasi ditemukan sejumlah kebobrokan pada perawatan tanaman sawit:
1. Tanaman Tidak Dirawat dengan Baik:
Kegiatan pemeliharaan dasar seperti penyiangan, pemupukan, atau pengendalian gulma tidak dilakukan sesuai standar operasional. Tanaman tampak tidak terurus, mencerminkan absennya kontrol lapangan.
2. Gulma Mendominasi Areal TBM:
Gulma tumbuh subur dan menutupi sebagian besar area tanam, menciptakan kompetisi unsur hara dan cahaya yang menghambat pertumbuhan tanaman utama.
3. Serangan Hama Ternak Liar:
Seperti kambing yang memakan pucuk sawit, sehingga memperparah kondisi tanaman.Selain pertumbuhan terganggu jika dimakan kambing potensi kematian pada tanaman cukup besar.
4. Pertumbuhan Kerdil dan Lambat:
Mayoritas tanaman di dalam blok dana disekitar jurangan menunjukkan pertumbuhan tidak normal atau kondisi stagnan, ukuran kerdil, dan minim perkembangan tunas.
5. Daun Menguning:
Gejala ini mengindikasikan kekurangan unsur hara akibat minimnya pemupukan dan kurangnya intervensi teknis di lapangan.
6. Tumbuhnya Anakan Kayu tanpa dilakukan dongkelan:
Ketidakteraturan dalam penataan areal terbukti dengan tumbuhnya anakan kayu secara tidak terkendali, mengganggu pola tanam dan potensi produksi.
7. Piringan Tidak Dibersihkan:
Piringan tanaman, yang seharusnya menjadi ruang bersih untuk pemupukan dan kontrol hama, dibiarkan tertutup gulma
8. Pupuk Tankos Mubazir:
Pupuk tankos (tandan kosong) yang seharusnya menjadi sumber nutrisi bagi tanaman dan menggembirakan tanah, justru tertumpuk di satu tempat hingga membusuk, menunjukkan kurangnya pemanfaatan sumber daya yang ada.
9.TBM di area pinggir jalan cukup terawat beda dengan TBM di jurangan
Kondisi tanaman di area pinggir jalan cukup bagus dan terawat, diduga sebagai bahan laporan kepada pimpinan PTPN IV PalmCo, berbanding terbalik dengan TBM di area dalam blok dan jurangan yang cukup memperihatinkan.
Kerugian dan Dampak Jangka Panjang
Jika dilihat dari kondisi tanaman, maka dipastikan kerugian finansial dari perusahaan,anggaran pemeliharaan TBM diduga tidak termanfaatkan sebagaimana mestinya. Biaya dikeluarkan, namun hasil tidak tampak.Hal ini tentu mengancam produksi bila dibiarkan, kebun akan mengalami kegagalan panen dan tidak mencapai produksi di masa depan, dan nilai investasi pada areal TBM akan hilang. Kondisi ini mencoreng nama PTPN IV PalmCo dan menciptakan preseden buruk bagi perusahaan.
Kondisi ini tidak sekadar soal kelalaian teknis. Ada indikasi kuat bahwa terjadi penyimpangan anggaran, atau paling tidak, kelalaian manajerial yang sangat serius. Apakah dana perawatan hanya “tersalurkan” di atas kertas, atau apakah pimpinan terlalu nyaman di balik meja tanpa melihat langsung kondisi kebun.kenyataannya TBM di tepi jalan kondisinya cukup bagus dan terawat, diyakini inilah menjadi bahan laporan kepada pimpinan direksi PTPN IV PalmCo, kenyataan pahit ini mendesak untuk dijawab melalui audit menyeluruh dan investigasi internal yang jujur serta transparan dari manajemen PTPN lV PalmCo.
Manajemen Bungkam,konfirmasi tak berjawab
Atas kondisi tanaman yang memprihatinkan, Asisten Kepala (Askep) kebun Marihat,Benny Agusnata, dan Manajer unit Kebun Marihat, Andi Sahatman Purba, ketika diinformasikan dan dikonfirmasi melalui pesan aplikasi WhatsApp pada Senin (01/09/2025) memilih bungkam, bahkan saat upaya konfirmasi yang dilakukan melalui beberapa kali panggilan aplikasi WhatsApp tak kunjung direspon hingga berita ini dikirim ke redaksi.
Tuntutan Evaluasi dan Audit Menyeluruh
Terkait hal ini, Direksi PTPN IV PalmCo dibawah kepemimpinan Jatmiko Santoso diminta segera evaluasi menyeluruh dan penertiban areal, penegakan tanggung jawab, dan bila perlu untuk memastikan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang maka jajaran direksi dinilai perlu lakukan pelaporan kepada pihak berwenang agar menjadi pembelajaran dan motivasi pada pejabat lainnya untuk betul betul melaksanakan tanggung jawab dilapangan.(SGN /R01/MP)
Discussion about this post