Simalungun, Sinarglobalnusantara.com-
Sesuai janji Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga dimasa kampanye pada Pilkada 2022 lalu,akan fokus memperbaiki infrastruktur jalan di setiap kecamatan di Kabupaten Simalungun, janji itu pun tampaknya sedang berjalan direalisasikan,salah satunya yang direalisasikan adalah Pekerjaan Rekontruksi Jalan Pokan Baru -Boluk, Kecamatan Huta Bayu Raja, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.
Namun disayangkan pengerjaan ini dari awal tampaknya penuh kejanggalan dan selalu dipersoalkan warga, mulai dari pemasangan PLANK Proyek yang sebelumnya tidak dipasang meski pekerjaan sudah dimulai, tentu hal itu dilakukan rekanan untuk menutupi sekaligus mengelabui informasi dari masyarakat, buktinya setelah diwartakan Sinarglobalnusantara.com pada edisi sebelumnya,keesokan harinya PLANK proyek langsung dipasang.Selain itu pengerjaan fisik juga disoal warga yang diduga dikerjakan penuh kecurangan demi meraup pundi-pundi untung besar.
Diketahui sesuai investigasi lanjutan di lapangan pada Sabtu (05/08/2023), pekerjaan ini dilaksanakan oleh CV.Tepayana dibawah perintah Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Simalungun,dengan nilai kontrak 2.934.396.000,00- (dua milyar sembilan ratus tiga puluh empat juta tiga ratus sembilan puluh enam ribu rupiah) dengan sumber uang rakyat dari APBD Kabupaten Simalungun Tahun Anggaran 2023.
Ternyata uang rakyat hampir 3 milyar ini diduga tidak dijalankan dengan semestinya, terungkap dari keterangan salah satu warga sekitar yang mengetahui banyak hal karena pernah bekerja sebagai buruh pada proyek tersebut,”Dang tahan leleng annon bangunan i,Satokkin nai ruppak nama i, alana pundasi dohot lanteni paret i dang adong dibaen batu , holan simin do di baen ,Tobal na pe soadong apala 15 manang 20 cm. (Sebentar saja umur bangunannya itu, sebentar pasti tumbang, karena pundasi dan lantai paret juga tidak diisi batu.Ketebalannya pun tidak ada 15 sampai 20 cm=Red Red)”ungkapnya dalam bahasa batak.
Ditanya dari mana warga tersebut mengetahuinya, lelaki paruh baya ini menjawab,” soppat do au karejo di proyek i tolu ari lae, huboto jala hubereng do. Soppat do hutegor mandor na i, alai di dok, biar aja situ pak gak apa apa inna si iyan mandor nai.(Sempat saya bekerja tiga hari di proyek itu lae, makanya saya tau dan saya lihat. Sempat saya tegur si iyan mandor nya itu, katanya, gak apa apa pak kata iyan =Red)
Disaat pria tersebut bercerita ,beberapa orang warga lain ada di warung tersebut,
bahkan mereka ingin protes terhadap pemborong yang diketahui marga Ginting dan Silalahi berasal dari medan.”Namun pemborongnya jarang turun, terpaksa kami hanya menonton kelakuan mereka, bahkan yang lebih ngeri kami warga sini kurang diperdayakan, karena tukang dan pekerja berasal dari luar Simalungun”ungkap warga lainnya.
Saat wartawan investigasi dilapangan,tidak ada ditemukan mandor ataupun pelaksana proyek, semua mengaku hanya pekerja, sementara perwakilan Dinas PU juga tidak ada ditemukan melakukan pengawasan dilapangan, pengerjaan dengan anggaran hampir 3 milyar dibiarkan begitu saja sehingga kuat dugaan kesempatan tersebut dilakukan rekanan untuk berbuat curang.
Terkait hal ini, wartawan coba konfirmasi pelaksana proyek untuk mempertanyakan terkait kegiatan dan informasi yang disampaikan warga, namun tidak ada respon saat dihubungi melalui panggilan telepon, selanjutnya wartawan minta kepada Conro Purba selaku penyedia material untuk menyambungkan komunikasi agar dapat dikonfirmasi,namun hasilnya nihil.
Terpisah Inalom Pangaribuan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dari kegiatan ketika dikonfirmasi melalui panggilan mengatakan pasti akan membuat tindakan jika ada kecurangan “Jika benar ada tekhnik pengerjaan yg tidak sesuai, baik lantai dan campuran semen, beserta pemasangan batu,maka kita tidak terima dan saya akan suruh diperbaiki”tandasnya.
Sebelumnya diwartakan sesuai investigasi awak media pada hari rabu 12/07/ 2023, kala itu CV.Tepayana selaku rekanan Dinas PU belum memasang PLANK papan proyek meskipun kegiatan sudah berlangsung lama,sadangkan terkait kegiatan para pekerja sangat tertutup atas pertanyaan wartawan saat itu, mungkin hal tersebut sudah konsep dari rekanan,namun sesuai investigasi kualitas campuran semen sangat diragukan, karena selain dicampur secara manual atau tanpa molen ,untuk perbandingannya campuran juga diperkirakan 1 berbanding 5,bisa dilihat dari warna campuran yang tampak hanya pasir saja, selain itu,penyusunan batu padas juga asal asalan, dimana batu dipasang dengan meletakkan langsung ke tanah tanpa pengikat semen atau tanpa bantalan semen, diameter sebahagian batu bata yang dipasang juga berdiameter 30 CM,setelah batu disusun baru dari atas dioleskan semen,dari hal ini sudah jelas bahwa kualitas dan kuantitas pengerjaanya diragukan.

Berdasarkan hal ini diminta APH (Aparat Penegak Hukum) harus turun ke lokasi dan kroscek kegiatan, sebap jika dibiarkan berlama lama kemudian kerugian rakyat Simalungun semakin besar. (SGN/Team)
Discussion about this post