Simalungun, Sinarglobalnusantara.com-
Mantan Asisten Kepala (Askep) PTPN IV Regional ll kebun Unit Marihat Ferdiahta Peranginangin yang pindah tugas pada Mei 2025 lalu ternyata meninggalkan segudang borok di kebun Marihat tepatnya di Afdeling IV berbatasan dengan salah satu sungai, yang secara geografis terletak di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.Parahnya borok ini pun masih terus berlanjut diduga setelah Benny Agusnata menjabat sebagai Asisten Kepala di Marihat yang sebelumnya pindah dari kebun Batang Lapin.
Berdasarkan investigasi team media Sinar Global Nusantara bersama beberapa awak media lainnya pada hari Jumat (20/06/2025), ditemukan ratusan Tanaman Menghasilkan (TM) Tanaman 2021 terbengkalai atau tidak dirawat selama bertahun-tahun, semak belukar sudah terlihat seperti hutan belantara,tanaman pun tanpak kurus akibat dihimpit hama tumbuhan liar seperti bambu yang sudah menjulang tinggi, ribuan pohon pisang yang tumbuh subur,dan anakan kayu liar yang tumbuh hingga beberapa meter diberbagai tempat.



Selain itu, di sisi ain dihamparan yang sama, tanaman Mucuna yang diharapkan menjadi teman tanaman sawit untuk pendingin tanah justru balik menyerang tanaman karena tidak terkontrol, tanaman penutup tanah ini justru menutupi beberapa pokok tanaman sawit sehingga tanaman sawit sulit bergerak.

Diyakini akibat ratusan tanaman ini diselimuti semak belukar seperti hutan belantara,akhirnya karyawan pun sulit bahkan malas memanen buah, terlihat ratusan janjang sawit bahkan diperkirakan bisa ribuan sudah membusuk di pokok kelapa sawit.Sedangkan brondolan pun sudah mulai berjatuhan ke tanah menunggu waktu yang tak kunjung dipanen,situasi ini pun diperkirakan sudah menahun, terlihat dari ratusan anakan sawit liar yang sudah membesar dan siap menjadi hama baru terhadap tanaman pokok.


Terkait temuan ini,kurangnya perawatan dan pengendalian gulma menyebabkan penurunan produktivitas dan kerugian finansial bagi perusahaan.suburnya gulma seperti bambu dan pohon pisang serta gulma lainnya tentu akan bersaing dengan sawit dalam hal penyerapan unsur hara dan air, sehingga dapat menghambat pertumbuhan sawit. Selain itu,gulma yang tumbuh lebat juga dapat menjadi sarang hama tikus dan hama lainnya yang menjadi hama utama perkebunan sawit dan menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Naasnya setelah kondisi tanaman di Afdeling IV ini babak belur ditinggal mantan Askep Marihat Ferdiahhta,tetap saja tidak ada perubahan setelah Benny Agusnata menjabat sebagai Asisten Kepala,tentu dalam hal ini PTPN IV PalmCo mengalami double kerugian, yakni anggaran perawatan yang dikucurkan diduga tidak disalurkan,selain itu perusahaan juga pastinya mengalami kerugian karena produksi tidak di panen mengingat kondisi lapangan tidak memungkinkan dimasuki karyawan panen.
Atas temuan ini, Mantan Asisten Kepala PTPN IV kebun Marihat Ferdiahta Peranginangin,ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Sabtu (21/06/2025) belum memberikan keterangannya,ada 3 hal yang dipertanyakan terhadap Ferdiahta Peranginangin dan berikut isi konfirmasi:
1.Kuat dugaan anggaran perawatan untuk tanaman tersebut dikorupsi kan,agar menjdi informasi berimbang mantan Askep Marihat ini diminta menjelaskan kemana anggaran perawatan yang dikucurkan perusahaan untuk perawatan tanaman tersebut.
2.Apakah kendala dalam bertugas sehingga tanaman tersebut diselimuti gulma liar hingga seperti hutan belantara.
3.Terkait buah yang tidak dipanen akibat sulitnya medan lokasi tentu menimbulkan kerugian perusahaan , bagaimana pertanggungjawaban Mantan Askep Marihat ini terkait hal tersebut.Namun hingga berita ini diterbitkan,pesan konfirmasi yang dikirim belum ada tanggapan, sementara pesan sudah tersampaikan dan ceklis dua dengan tanda sudah dibaca.
Sementara itu Asisten Kepala kebun Marihat Benny Agusnata yang saat ini seharusnya bertanggung atas kondisi tanaman ketika dikonfirmasi melalui pesan aplikasi WhatsApp pada Sabtu (21/06/2025) belum juga memberikan keterangan hingga berita ini diterbitkan.
Atas temuan ini yang menyebabkan kerugian perusahaan,agar menjadi evaluasi bagi Direksi PTPN IV Palmco dibawah kepemimpinan Direktur Utama Jatmiko Krisna Santosa.Diminta direksi segera meminta pertanggungjawaban atas pejabat yang bertanggung atas kerugian tersebut, hal ini juga agar menjadi informasi bagi Aparat Penegak Hukum khususnya yang bernaung dalam pemberantasan dugaan korupsi.(SGN/R01)
Discussion about this post