Simalungun,Sinarglobalnusantara.com-
Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam dan berproduksi tinggi, serta produksi yang maksimal, Manajemen PTPN lV Medan dan sub holding Palmco hingga saat ini terus menggelontorkan anggaran yang cukup besar untuk perawatan atau pemeliharaan kelapa sawit pada Tanaman Menghasilkan (TM ) dan Tanaman Belum Menghasilkan dalam istilah perkebunan sering disebut TBM.
Adapun perawatan yang pada umumnya dilakukan diantaranya melakukan pemupukan yang tepat waktu, melakukan pembersihan parit agar air tidak bertahan pada lahan perkebunan, melakukan pembasmian gulma agar kondisi lahan tumbuh optimal,pemupukan, perawatan piringan, pengendalian hama, penyemprotan gulma, dan masih banyak perawatan lainnya yang sudah dipastikan menggelontorkan anggaran yang cukup besar.
Namun oleh oknum oknum tertentu yang memiliki jabatan dan kapasitas dan pengaruh, sering kali menyalahgunakan wewenangnya dengan maksud untuk memperkaya diri sendiri dan kelompok tertentu, sehingga anggaran yang tadinya diperuntukkan untuk pemeliharaan tanaman kelapa sawit agar mendapatkan hasil yang baik akhirnya tidak dikucurkan dan malah masuk ke kantong pribadi, sehingga tanaman yang tadinya subur dan terawat alhasil terbengkalai.
Seperti halnya yang terjadi di PTPN IV Regional ll Kebun Unit Tinjowan,tepatnya di Afdeling V blok 19 o yang secara geografis terletak di Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara.
Sesuai hasil investigasi wartawan Sinar Global Nusantara bersama tim LSM Kemilau Cahaya Bangsa Indonesia pada hari Jumat 5 April 2024 sekitar pukul 14.30 WIB, di Kebun PTPN IV Unit Tinjowan, Tanaman Menghasilkan (TM) tahun tanam 2019 banyak ditemukan pokok sawit milik perusahaan plat merah tersebut terabaikan atau tidak terawat dan sangat memprihatikan,hanya dari tepi jalan saja dilakukan perawatan dengan baik.
Gulma pengganggu tanaman tumbuh subur seperti banyaknya tumbuhan lompong, pencabutan Dongkel Anak Kayu ( DAK ) tidak dilakukan, Parit tampak dangkal sehingga air berdiam di batang pokok sawit, selain itu tumbuhan Mucuna atau yang sering disebut kacangan tidak tampak tumbuh di areal HGU PTPN IV Unit Tinjowan tahun tanam 2019 tersebut.
Karena semakin penasaran awak media Sinarglobalnusantara.com menelusuri perkebunan tersebut masuk lebih jauh kedalam areal HGU PTPN IV Unit Tinjowan. ternyata kondisinya lebih parah, dimana tumbuhan lompong tampak sudah menyerang dan tumbuh dimana mana, jika dilihat dari kondisinya sepertinya TM ini tidak terawat sudah mencapai satu tahunan.
Yang lebih parahnya tumbuhan Mucuna yang seharusnya ditanami untuk menyuburkan dan mendinginkan tanah tidak ditemukan di areal HGU tersebut. Selain itu ternak lembu banyak ditemukan berkeliaran dilokasi perkebunan tersebut sedang memakan dedaunan tanaman kelapa sawit muda, sehingga selain ternganggunya proses fotosintesis akibat berkurangnya daun pokok kelapa sawit juga dapat menimbulkan penyakit Ganoderma yang berakibat pada penyakit busuk pangkal pada perkebunan milik BUMN tersebut.
Terkait temuan di lapangan, awak media coba menyambangi kantor Asisten Afdeling untuk melakukan konfirmasi,namun Robert Sormin sedang tidak berada ditempat. ” Pak asisten sedang tidak dikantor pak”ucap salah seorang karyawan yang juga mengaku sebagai Krani dikantor Afdeling V tersebut.
Namun saat ditanyai terkait pemeliharaan atau perawatan yang diduga tidak sesuai SOP yang telah ditentukan,Krani mengatakan tidak tahu menahu” Terkait itu saya tidak tahu bang, bukan kapasitas saya untuk menjawabnya” ucap krani tersebut.

Sementara itu,Asisten Kepala (Askep ) Muktar Sinaga yang coba dikonfirmasi melalui pesan aplikasi WhatsApp dengan mengirimkan video beserta foto kepada Askep tersebut, namun sangat disayangkan kontak whatshaap wartawan sepertinya sudah terblokir akibat seringnya Askep dikonfirmasi.
Namun konfirmasi tidak sampai disitu,untuk memperoleh informasi ada apa dengan pemeliharaan tanaman menghasilkan PTPN IV Unit Tinjowan dan kemana anggaran perawatan yang dikucurkan perusahaan, wartawan coba melakukan konfirmasi dengan Manager PTPN IV Unit Tinjowan Abdi Hendri Sinaga,namun sangat disayangkan konfirmasi yang dikirimkan awak media melalui pesan aplikasi WhatsApp tidak berbalas sebab kontak WhatsApp awak media sepertinya pun sudah terblokir.

Sehingga cukup jelas kondisi seperti ini tentunya sangat merugikan perusahaan, padahal anggaran yang digelontorkan untuk perawatan tanaman sawit milik PTPN IV Medan sangatlah besar, namun anggaran tersebut diduga masuk kantong Karpim di Kebun Unit Tinjowan mulai dari Manajer,Askep, Asisten Afdeling atau bisa sampai kepada Mabes di Afdeling.
Atas temuan ini, LSM Kemilau Cahaya Bangsa Indonesia selaku mitra kerja media Sinar Global Nusantara melalui Purba Blankon selaku Sekjed DPC Simalungun yang diketahui saat ini getol menyoroti kebijakan di PTPN IV Medan akan bekerja sama dalam melakukan control sosial, “Ya kita sudah ada menerima laporan dari team investigasi dilapangan,Kita akan sama sama kontrol ini.Jika sudah seperti itu keadaannya perusahaan plat merah milik BUMN yang dikomandoi pak Erick Thohir ini tentunya bisa merugi, dan sebagai Subholding yang menggabungkan PTPN IV sebagai entitas bertahan dan pemisahan tidak murni PTPN III (Persero) ke dalam PTPN IV dan program Palmco kita nilai sudah tidak sesuai dengan program yang telah direncanakan,sehingga tujuan sebagai penghasil kelapa sawit terbesar didunia akan sulit ditembus perusahaan”tandas Purba Blakon saat ditemui di kota Pematangsiantar.

Masih menurut Purba Blankon,dalam hal ini Dirut PTPN IV Medan Jatmiko Krisna Santosa juga merupakan sebagai jajaran direksi Palmco harus segera bertindak dan melakukan evaluasi kinerja agar perkebunan milik BUMN tersebut tidak semakin merugi,”Jajaran Direksi PTPN IV dan juga jajaran Direksi Palmco Sudah saatnya mengambil sikap tegas untuk mengusut realisasi anggaran perawatan kebun PTPN IV Regional ll kebun Unit Tinjowan,kita menduga disini banyak konspirasi korupsi “ungkapnya lagi.

“Apalagi soal ternak lembu yang bisa masuk kedalam perkebunan kelapa sawit yang masih muda,ini sangat memalukan, padahal sebelumnya perusahaan sudah banyak menganggarkan biaya untuk mencegah kerusakan tanaman dengan melakukan penggalian parit isolasi, pemasangan portal dan pemasangan jembatan anti ternak, namun hasilnya begitu mengecewakan,maka kembali kita harapkan manajemen harus lakukan evaluasi kinerja dan evaluasi anggaran.Jika dalam waktu dekat kita melihat tidak ada evaluasi yang dilakukan oleh perusahaan maka konspirasi korupsi semakin jelas,maka akan kita tunggu sehabis lebaran ini kita akan menjatuhkan laporan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) dengan tujuan melakukan audit dan melakukan pemeriksaan laporan terhadap penggunaan anggaran perawatan yang telah dikeluarkan oleh PTPN IV Medan.(SGN/R03/Team)
Discussion about this post