Simalungun,Sinarglobalnusantara.com-
Sesuai misi perusahaan untuk meningkatkan persentase dan mencapai rendemen CPO (Crude Palm Oil) yang tinggi dari kelapa sawit,maka PTPN 4 Medan melakukan beberapa teknis yang tepat, diantaranya persiapan bibit unggul, teknis budidaya yang terbaik (Best Practice Management), pemupukan yang tepat, penyuburan tanah dan teknis panen yang terbaik, serta pengolahan CPO dengan standar tinggi.
Namun salah satu faktor yang paling penting untuk mencapai itu semua,maka pemupukan yang tepat dan penyuburan tanah adalah salah satu pekerjaan sangat penting di perkebunan, bahkan ke 2 langkah ini dipastikan mempengaruhi tingkat produksi TBS dan CPO yang merupakan sumber pemasukan utama perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Diketahui,salah satu strategi pemupukan dan penyuburan tanah yang dilakukan oleh manajemen PTPN IV Medan adalah dengan pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dengan kata lain sering disebut Tankos,dimana tankos dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman khususnya tanaman kelapa sawit,Tankos juga diketahui mengandung kalium , sehingga penggunaan tankos bisa menghemat penggunaan pupuk sintesis sampai dengan 50 persen.
Berdasarkan itu pula Manajemen PTPN IV Medan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melakukan pemupukan dan penyuburan tanah dengan menggunakan Tankos tersebut,mulai dari pembelian Tankos, upah pengangkutan dan upah penyebaran tankos di lahan lahan yang telah ditetapkan khususnya pada TBM (Tanaman Belum Menghasilkan)
Namun sangat disayangkan, tampaknya beberapa oknum pejabat puncak PTPN IV Medan khususnya yang menjabat di Kebun Unit Marihat seperti Manajer, Asisten Kepala dan beberapa Asisten Afdeling diduga belum sejalan dengan misi dari perusahaan, terbukti dari hasil investigasi wartawan Sinarglobalnusantara.com di Afdeling V dan Afdeling Vl Kebun Unit Marihat pada hari Senin (04/12/2023) sekitar pukul 16:05 WIB,adanya pembiaran puluhan ton TKKS hingga membusuk dan dimungkinkan sebagian sudah hanyut ke sungai.
Terpantau dan diabadikan oleh wartawan,bahwa puluhan ton tankos atau TKKS malah dibiarkan begitu saja dipinggir jalan,diduga sudah lama terbiar sehingga sebahagian tankos sudah membusuk ,sebagian ada yang terbuang
Ke parit isolasi hingga membusuk juga, sebagian tampaknya sudah hanyut ke sungai mengingat curah hujan beberapa minggu terakhir cukup lebat di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Seperti di Afdeling V percis tak jauh dari salah satu Galian C Batu Padas, terlihat puluhan ton tankos belum disebar,warga yang sedang mencari jamur disekitar lokasi mengatakan bahwa pembongkaran tankos tersebut sudah berlangsung sejak lama,
Dikatakan warga yang enggan menyebut nama, aktifitas pembuangan tankos dipinggir jalan sudah lama,dan malah sudah banyak tankos yang tergilas dan hingga busuk di paret isolasi .”Tankos dibuang disini sudah berlangsung sejak lama, bahkan digilas truck dan sampai busuk, kemarin ini agak banyak, cuman udah berkurang, sepertinya hanyutlah pak” ujar warga sembari mengambil jamur.
Terkait hal ini, Asisten Afdeling V dan Asisten Afdeling Vl belum bisa dikonfirmasi karena saat wartawan menyambangi kantor,kedua pimpinan Afdeling tersebut tidak sedang di kantornya.Namun Asisten Kepala Kebun Unit Marihat.Ferdianta Peranginangin ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Senin (04/12/2023) sepertinya hanya memberikan jawaban datar saja” Saya akan berkoordinasi dan akan memperbaiki”tandasnya.
Namun yang lebih parah,Manajer PTPN IV Kebun Unit Marihat. Fery M. Irwansyah Nasution,ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp tampak bungkam saja, orang nomor 1 dan yang paling bertanggung jawab di kebun Marihat ini tampaknya enggan menjawab konfirmasi wartawan.
Berdasarkan temuan ini, dinilai Manajer bersama jajarannya tidak sejalan dengan misi perusahaan yang mengakibatkan Tankos terbuang,kuat dugaan demi meraup keuntungan dan uang haram maka antara Manajer Kebun, Asisten Kepala dan Asisten Afdeling sudah bersekongkol dengan Vendor tanpa memikirkan kerugian perusahaan dan kerugian negara.

Sehingga diminta agar Manajemen PTPN IV Medan agar segera mengevaluasi bahkan harus mencopot Manajer Kebun, Askep dan Asisten Afdeling V dan Vl karena jika tidak bisa mengakibatkan kerugian perusahaan lebih besar lagi.(SGN/Team GT/Lis)
Discussion about this post