Deli Serdang,Sinarglobalnusantara.com-
Setelah Viral di media sosial soal Valentino Rossi tidak mampu bayar SPP imbas Pandemi Covid-19,dan soal Yayasan SMP Markus enggan dicicil pembayarannya 500 perbulan,sehingga dengan terpaksa Valentino Rossi berhenti mengikuti pendidikan di kelas Vlll SMP Markus Medan.Akhirnya Dinas Pendidikan Kota Medan langsung merespon informasi tersebut dan meminta pertanggung jawaban Yayasan Pendidikan Markus Medan,dan diketahui sesuai konfirmasi bahwa hari ini Jumat (01/09/2023) Disdik Kota Medan akan lakukan mediasi antara pihak sekolah dan orang tua Valentino Rossi.
Namun disayangkan,Kasek SMP Markus Medan Kariani Tambunan ini bukannya sibuk mencari solusi untuk penyelesaian masalah Valentino Rossi agar bisa bersekolah lagi,malah tetap menunjukkan sikap arogansinya, bahkan ia sibuk minta klarifikasi soal berita tersebut dan mengirimkan Surat permohonan Klarifikasi kepada Pimpinan Redaksi Sinar Global Nusantara.Susilo Atmaja Purba,di Jalan Bandar Labuhan No 165 Tanjung Morawa Deliserdang, Sumut.
Padahal sebelumnya wartawan sudah mencoba klarifikasi dan konfirmasi beberapa kali ke Yayasan Pendidikan SMP Markus Medan di Jl. Kapten Muslim No.226, Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara.namun konfirmasi nihil.
Selanjut tepatnya pada Rabu (23/08/2023), Team Sinarglobalnusantara.com kembali sambangi sekolah tersebut untuk konfirmasi lanjutan, bukannya mendapat jawaban,malah Kariani Tambunan membentak bentak wartawan.”Saya tidak mau menjawab kalau bapak bapak merekam saya, dan kalau orang bapak bapak ingin membantu bukan gini caranya, berikan uang kepada orang tuanya biar di bayar kan,supaya Valentino Rossi bisa sekolah lagi,dan lagian masalah ini sudah bertahun tahun, kenapa baru sekarang di tuntut”Kata Kariani Tambunan dengan suara lantang dan wajah memerah saat itu.
Masih jelas terngiang di lubuk hati wartawan dengan wajah berapi api,kepala sekolah pun sempat memangil security untuk mengusir wartawan, tindakan tak terpuji dengan menghalangi tugas jurnalis ini pun dilakukan kepala sekolah karena merasa terdesak dan tersudut atas konfirmasi wartawan saat itu.
Tentu sikap tak terpuji Kasek SMP Markas Medan ini sangat disayangkan, seandainya dia(Kasek=Red) sebelumnya menjawab konfirmasi awak media dan sama sama mencari solusinya bagaimana agar Valentino Rossi yang notabene adalah anak Bangsa,tentu peristiwa memalukan dan mencoreng Marwah Pendidikan Indonesia ini tidak perlu terpublikasi.karena pada dasarnya setiap permasalahan pasti ada solusinya.
Pun begitu,setelah mendapatkan surat permohonan klarifikasi dari Yayasan SMP Markus Medan yang menyangkal pernyataan dari orang tua Valentino Rossi, Redaksi Sinarglobalnusantara.com meneruskan Surat tersebut kepada wartawan dan meminta agar lakukan konfirmasi ulang kebenaran statement kepada orang tua Valentino.
Setelah Surat itu ditunjukkan dan dibaca oleh ibu dari Valentino Rossi, nyonya SH boru Siahaan menyesalkan sikap kasek Kariani Tambunan.Dengar berurai air mata nyonya SH Boru Siahaan menyayangkan ungkapan kepala sekolah yang menyatakan dirinya tidak pernah datang ke sekolah,”kenapa ibu kasek itu tidak mengakui kalau saya sudah pernah datang memohon untuk mencicil SPP anak saya, bahkan saya juga sudah pernah meminta agar di pertemukan dengan pihak yayasan, malah kasek mengatakan itu sudah menjadi keputusan pihak sekolah” ujar orang tua Valentino sembari meneteskan airmata.
Dan sesuai konfirmasi sebelumnya dari Dinas Pendidikan Kota Medan,bahwa hari ini akan dilakukan mediasi antara pihak sekolah dan pihak orang tua Valentino Rossi, sehingga diharapkan Dinas pendidikan kota Medan agar lebih jeli dalam mengahadapi dan menyelesaikan persoalan ini, alasannya menyangkut permasalahan status ekonomi, namun Disdik Kota Medan pasti bisa mencari solusi terbaik dari persoalan ini karena pendidikan merupakan penentu keberhasilan suatu bangsa.
Dalam edisi berita sebelumnya, terbit 25 Agustus 2023,salah satu pemerhati pendidikan di Sumatera Utara.Purba Blankon angkat bicara, menurutnya soal
tak mampu bayar SPP imbas Pandemi Valentino Rossi berhenti sekolah,ini bisa terjadi akibat kurang pekanya Kepala Sekolah dalam menghadapi sebuah permasalahan, Seharusnya sekolah dapat membantu mencari solusi bagi pemenuhan hak atas pendidikan terhadap para siswanya yang orangtuanya kurang mampu secara ekonomi,jika ternyata orang tua siswa tersebut tidak bisa melunasi uang SPP beberapa bulan karena ketidakmampuannya, maka hal ini harusnya dibicarakan baik-baik.
“Sekolah juga harusnya bisa berkoordinasi dengan pengawas sekolah dan Dinas Pendidikan setempat agar mencarikan jalan keluar, misalnya membantu memindahkan sang anak ke sekolah negeri terdekat, karena sekolah negeri pastinya gratis, berbeda dengan pihak sekolah swasta yang memang operasional sekolah sangat tergantung dengan uang bayaran siswanya sehingga berbiaya”ungkap Purba Blankon.
Lanjutnya.”Atau pihak sekolah juga bisa mencarikan orang tua asuh kepada anak yang kurang mampu,sehingga siswa dapat menyelesaikan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun.bukan malah bertindak arogan dan mengusir wartawan, sehingga menurut pandangan saya pihak Yayasan wajib mengevaluasi kinerja kepala sekolahnya, bahkan Pemerintah Kota Medan juga agar lebih aktif dalam melakukan pengawasan kepala sekolah sekolah Swasta, khususnya penggunaan Dana Bos disekolah tersebut”Tandasnya .(SGN/PP/AS/Red).
Discussion about this post