Simalungun, Sinarglobalnusantara.com-
“Hidup segan mati tak mau”istilah tersebut layak dialamatkan atas penderitaan tanaman sawit milik PTPN IV Regional ll Kebun Unit Mayang tepatnya di Afdeling l Blok 16 berkisar 500 meter dari jalan poros perkebunan Mayang,dimana Tanaman Menghasilkan (TM) yang telah berusia 9 Tahun ini terjepit gulma dan hama hingga mengalami penderitaan cukup parah bahkan sampai ada yang mati akibat tidak dilakukan perawatan sama sekali oleh manajemen kebun Unit Mayang.
Dari hasil investigasi wartawan Sinar Global Nusantara pada hari Kamis (06/03/2025),sekira pukul 15:30 WIB ditemukan puluhan TM tidak dilakukan perawatan seperti pada umumnya:
1.Tidak dilakukan penyiangan atau pengendalian gulma yang akhirnya Tanaman terjepit dan terbengkalai, tumbuhan liar pun menyelimuti tanaman setinggi 6 meter,tanpak tanaman tidak bisa bergerak dan tidak menghasilkan buah produksi.
2.Tidak dilakukan perawatan piringan baik secara manual ataupun penyemprotan herbisida(chemis),yang akhirnya pangkal batang tanaman sawit diselimuti gulma rumput liar,bahkan unsur hara yang seharusnya bisa diserap tanaman sawit justru diserap gulma liar.
3.tidak dilakukan penunasan secara berkala (pruning),hal tersebut terlihat dari lebatnya tunas pada tanaman sawit,diperkirakan sudah 2 tahun tidak dilakukan penunasan, tentu dengan kondisi seperti ini akan menggangu siklus pertumbuhan vegetatif dan reproduksi tanaman kelapa sawit, alhasil tanaman tidak menghasilkan buah seperti ditemukan di kebun Mayang ini, tidak sampai disitu, jikalau pun menghasilkan buah sudah pasti akan membusuk karena tidak terlihat oleh pemanen.
4.Tidak dilakukan pembersihan lahan,hal tersebut terlihat jelas dengan tumbuh suburnya gulma jenis lompongan yang kuat menyerap zat pada tanah,di beberapa titik juga terlihat anakan kayu setinggi 3 meter tumbuh dengan suburnya.alhasil ketika tidak dilakukan pembersihan maka lahan yang semak bisa menjadi sarang berbagai hama dan setiap saat bisa menyerang tanaman,sehingga tanaman tidak sehat dan tidak menghasilkan produksi.
5.Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit yang bisa mematikan tanaman sawit,tampak beberapa tanaman tumbang lalu mati,hal tersebut diyakini akibat serangan hama berupa jamur atau serangga, tentu sebelumnya lahan tersebut pasti diselimuti semak belukar sehingga menjadi sarang berbagai musuh tanaman sawit.namun tampaknya tidak ada solusi dari manajemen PTPN IV khususnya kebun Unit Mayang.
6.Tidak dilakukan pemupukan,hal tersebut dilihat dari kondisi tanaman,ada yang kerdil,ada juga terlihat daun pada tanaman kuning dan sebagian mengering, terlihat jelas tanaman kurang nutrisi.
Atas temuan ini,jelas adalah sebuah kesalahan dan sangat merugikan PTPN IV,kuat dugaan biaya perawatan tidak mengalir dan diselewengkan oknum oknum pejabat tidak bertanggungjawab di tubuh PTPN IV khususnya pejabat di kebun Mayang Distrik l Bajambi.Tentu akibat Tanaman tidak terawat maka pasti target produksi 25 Ton /Hektar yang dicita-citakan tidak bisa terpenuhi.Anehnya tanaman sawit yang berada dipinggir jalan poros kebun PTPN IV sungguh bersih dan sangat terawat,mulai dari piringan yang bersih, jumlah pelepah sesuai standar dengan warna menghijau berbanding terbalik dengan kondisi tanaman didalam blok.

Asisten Kepala Kebun Unit Mayang. Pangururan Marpaung, yang dipercaya perusahaan untuk mengakomodir seluruh Tanaman di kebun Unit Mayang ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Jumat (07/03/2025) terkait temuan dilapangan dengan mengirimkan sejumlah dokumentasi belum memberikan keterangan, meskipun pesan telah dibaca namun Panuturan Marpaung memilih bungkam hingga berita ini diterbitkan redaksi.
Sementara itu General Manajer Distrik I Bahjambi.Masaeli Lahagu,selaku Penanggungjawab pengelolaan operasional dengan tugas utama pengawasan produksi yang ditugaskan Direksi PTPN IV PalmCo ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp terkait temuan dilapangan tenyata sudah memblokir nomor wartawan mengingat kinerjanya sering dikritisi awak media ini.(SGN/R01)
Discussion about this post