Simalungun,Sinarglobalnusantara.com-
Miris melihat kondisi Negara Republik Indonesia yang telah merdeka 79 Tahun ini,bagaimana tidak,Negara yang katanya kaya raya dan mempersiapkan diri menuju Generasi Emas,namun faktanya masih terlihat seorang Janda tua berusia 94 Tahun yang rela mempertaruhkan harga dirinya dengan duduk bersila disudut pintu masuk kantor pemerintahan dengan harapan menuntut hak nya atas sekarung beras Raskin isi 10 kilogram dari Bulog yang merupakan bantuan pemerintah dari Kementerian Sosial sebelumnya dialihkan beberapa oknum pejabat yang merasa sudah berkuasa di Nagori Bosar Nauli, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Diusianya yang sudah sangat renta dibalur seluruh kulit wajah dan tangan yang sangat keriput,ditambah kesehatan yang sering memburuk ibu Berta Boru Sinaga (Opung Hotma) yang lahir tahun 1930 atau bisa dikatakan masih merasakan pahitnya jaman penjajahan Belanda ini pun masih harus merasakan kejam dan pahitnya kehidupan setelah Indonesia merdeka,dimana Pemerintah Nagori dibawah kepemimpinan Heppi Nurnatalia Sidauruk yang seharusnya tempat mengadu justru menjadi musuh bagi masyarakat sendiri.
Bukan hanya ibu Berta Sinaga saja yang menjadi korban,bahkan puluhan Warga Huta ll Rondang, yang masih kategori kurang mampu pun ikut menjadi korban, pasalnya bantuan beras Bulog yang seharusnya milik mereka dari bulan Agustus 2024 ternyata dialihkan sepihak oleh pemerintah Nagori tanpa ada sosialisasi dan pemberitahuan apapun sehingga jelas melawan regulasi yang ada.
Anehnya ternyata bantuan tersebut merupakan program Kementrian Sosial yang seharusnya disalurkan melalui Kantor Pos Tanah Jawa,dalam hal ini pemerintah Nagori hanya membantu menyalurkan saja kepada masyarakat Keluarga Penerima Manfaat (KPM),namun diduga merasa sudah berkuasa sehingga tanpa regulasi yang benar dan meskipun melanggar aturan yang berlaku dan tanpa koordinasi dengan Kemensos RI,Heppi Nurnatalia Sidauruk membuat kebijakan sendiri bersama Perangkat Nagori dan mengalihkan bantuan tersebut.
Endingnya, karena tidak terima atas kesewenang wenangan oknum Pangulu beserta Gamot Huta ll Rondang ini,puluhan masyarakat menyambangi Kantor Pangulu di Huta l Simpang Jambi,Nagori Bosar Nauli, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun,pada hari Senin (28/10/2024),berketepatan di Aula Nagori sedang berlangsung pengukuhan pengurus BPD/ Maujana Nagori yang dihadiri Pengurus PABSI Kabupaten Simalungun dan Pangulu Nagori Bosar Nauli,sehingga kegiatan tersebut sempat terganggu akibat sorakan masyarakat yang meminta turunkan Pangulu,copot Gamot Rondang dan usir antek antek Pangulu.
Penyampaian aspirasi masyarakat inipun sempat hampir ricuh, dipicu karena Gamot Huta ll Rondang coba main belakang dengan menyerahkan bantuan 1 zak beras Bulog pada salah satu warga, warga lain yang melihat tersebut pun langsung menegur dan merampas beras tersebut dan melempar ke dalam kantor Nagori”Jangan jadi penghianat kalian di Rondang ini,kita pejuang kebenaran,kalau mau ngambil beras itu silahkan nanti kalau sudah selesai permasalahan ini,jangan kita ini dianggap rendah,karena kita demo yang semalam sekarang mau mereka bagi beras itu menutup mulut kita,maksudnya apa,biar masyarakat miskin kita punya harga diri”,tandas seorang warga disambut warga lain dengan kata usir antek antek Pangulu.
Ketegangan pun sempat direndam oleh Polsekta Tanah Jawa melalui Bhabinkamtibmas Kecamatan Hatonduhan Aiptu RH Sianturi dengan mendengar keluhan masyarakat serta memanggil Gamot Huta ll Rondang,dan sesuai keterangan Ganda Tependi Siallagan dia mengalihkan bantuan beras tersebut karena merasa kurang dihargai sebagai Gamot Huta ll Rondang,dan saat diperjelas apakah memang itu adalah kebijakannya sendiri dan tanpa ada suruhan atau intervensi dari pihak manapun Ganda memastikannya,dan soalnya isi statementnya meskipun dilaporkan sesuai hukum yang berlaku maka dia siap bertanggungjawab.
Bak kata pepatah,”Bohong pendek kakinya” yang artinya kebohongan akan cepat ketahuan, dimana tidak butuh waktu lama kebohongan Ganda Tependi Siallagan pun langsung terungkap berdasarkan keterangan Pangulu Nagori Bosar Nauli Heppi Nurnatalia Sidauruk saat dikonfirmasi oleh sejumlah wartawan,sungguh berbanding terbalik dengan pengakuan Gamot Huta ll Rondang ini,sepertinya antara Pangulu dan Gamot suka mengarang cerita (Ngacrit=Red) versi masing masing.
Dihadapan puluhan masyarakat Pangulu mengakui bahwa dia bersama para perangkat sepakat mengalihkan bantuan pada warga lainnya,alasannya sudah banyak masyarakat penerima yang tidak layak karena sudah punya rumah,mobil dan tanah, sementara masyarakat lain ada yang tidak mendapatkan apapun,bahkan Maujana Nagori pun sudah diberitahukan hal tersebut, sedangkan soal pernyataan Gamotnya, Pangulu menampik hal tersebut dan mengatakan itu tidak benar.
Namun saat wartawan mempertanyakan apakah sebelumnya dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat soal pengalihan bantuan,Pangulu Heppi Sidauruk mengaku tidak ada, selanjutnya diminta menunjukkan Notulen atau Berita Acara terkait rencana pengalihan bantuan tersebut,Pangulu tidak bisa menunjukkan,alasannya banyak berkas berkas Nagori yang hilang,”Itulah pak Berita Acaranya gak tau ke mana,nanti mau kami cari, bukannya menuduh tapi saat ini sering Berita Acara kami hilang,” ucapnya ngelak seraya kembali diteriaki warga.
Saat ditanya wartawan selaku pemerintah Nagori bukankah dalam hal tersebut hanya membantu menyalurkan saja kepada masyarakat sesuai KPM yang telah ditentukan oleh Kementerian Sosial dengan koordinasi terhadap TKSK Kecamatan dan tidak berhak merubah data penerima sesuai dengan yang dikeluarkan Kementrian Sosial karena menyalahi regulasi yang ada sehingga menimbulkan kekacauan di Nagori tersebut,Pangulu justru menyudutkan Dinas Sosial “Itulah pak kalau kita usulkan ke Dinas Sosial tidak langsung secepatnya direalisasikan, sementara dilapangan kita lihat banyak yang lebih membutuhkan, karena penerima sebelumnya sudah punya rumah dan mobil, makanya karena kasian kami alihkan”kata Heppi.
Namun saat dipertanyakan soal ibu Berta Sinaga seorang janda berusia 94 Tahun, apakah layak bantuan untuknya dialihkan, Pangulu pun coba menyangkal dan mengaku memberikan bantuan kepada ibu Berta, jawaban tersebut pun memicu reaksi masyarakat dan berkata “Iya dikasih sesudah kami demo kan,huhhhhhh”kata warga menyambung.
Selanjutnya ditanya kembali apa dasar hukum yang dibuat pemerintah Nagori dalam pengalihan bantuan Raskin tersebut, pangulu memberikan jawaban agak mengambang, menurutnya yang menjadi acuan mereka dalam mengalihkan bantuan tersebut dari rapat bersama Dinas Sosial beberapa bulan lalu di gedung MUI,”dari rapat itu yang bisa saya tangkap bahwa Pangulu dan Gamot lebih mengetahui situasi masyarakat nya, jadi bisa mengubah data penerima bantuan,saat itu protokol acara dari Kabupaten,nah jadi kami lihat dilapangan banyak yang tidak mendapatkan apa apa seperti program stunting,BPJS dan lainnya makanya kami sepakati bersama perangkat untuk mengalihkan bantuan itu”kata Pangulu.
Mendengar hal tersebut Herpina Sinaga langsung angkat bicara didepan para wartawan ,bahwa ibunya sudah janda tua dan sakit sakitan bahkan lumpuh malah dialihkan,”Dia bilang dialihkan karena tidak layak,itu mamak ku sudah tua,lumpuh dan sakit apa layak dialihkan,kami tidak tau apa kemauan dia ini, intinya kami tidak senang lagi dia ini menjadi Pangulu kami karena membuat kegaduhan, selain itu kalau memang benar dialihkan ayok kita turun kelapangan biar kita lihat semua kebenarannya”tandas Herpina.
Wawancara terhadap Pangulu pun akhirnya kurang kondusif karena warga berteriak meminta Pangulu Bosar Nauli segera diberhentikan,sementara itu warga lain menyebutkan semua yang dikatakan Pangulu hanyalah alasan klasik saja, yang sebenarnya masyarakat menduga Pangulu dendam dengan masyarakat Rondang yang selalu menyoroti kinerjanya bahkan sebelumnya demo di kantor Camat Hatonduhan meminta pencopotan dirinya sebagai Pangulu Bosar Nauli.
Dalam kesempatan tersebut warga menuntut beberapa poin yang bisa dirangkum Sinar Global Nusantara dari beberapa sumber dilapangan diantaranya:
1.Warga meminta Heppi Sidauruk mempertanggungjawabkan perbuatannya yang mengalihkan bantuan mulai bulan Agustus 2024.
2.Warga meminta daftar nama kepada siapa bantuan tersebut dialihkan sehingga bisa dilakukan pemeriksaan kebenaran dilapangan Karena warga menduga ada penggelapan bantuan milik warga karena ditemukan banyak beras menumpuk disekitar kantor Maujana Nagori.
3.Warga meminta Heppi Sidauruk segera turun dari jabatan Pangulu Nagari Bosar Nauli karena dianggap tidak layak lagi dan menciptakan huru hara.
4.Warga menyerahkan tanda tangan permintaan agar Gamot Huta ll Rondang Ganda Tependi Siallagan segera diganti dan dalam pergantiannya harus melalui pemilihan di Dusun, surat petisi tersebut pun diterima oleh Maujana Nagori.
5.Sebelum Pangulu Nagori Bosar Nauli tidak mempertanggungjawabkan bantuan yang telah dialihkannya,maka masyarakat Huta ll Rondang sepakat tidak mengambil bantuan di bulan Oktober 2024.
Sementara itu,soal dikatakan bahwa Pemerintah Nagori sudah koordinasi dengan Maujana Nagori dan sudah mengetahui pengalihan penerimaan bantuan Raskin dari Kementerian Sosial,Agus selaku ketua Maujana Nagori Bosar Nauli pun sepertinya bingung,”memang ada diberitahu rencana pengalihan, namun saat pelaksanaannya kami tidak ada koordinasi,jadi kami tidak tau kepastiannya bagaimana”kata Agus
Sehingga atas desakan masyarakat,ketua Maujana Nagori Bosar Nauli berjanji akan mengadakan rapat dengan 8 Maujana Nagori, selanjutnya akan memanggil Heppi Sidauruk selaku Pangulu Bosar Nauli berserta Gamot Huta ll Rondang,Agus juga mengatakan akan mengundang perwakilan masyarakat.Selanjutnya menerima surat petisi masyarakat untuk pergantian Gamot Huta ll Rondang.
Namun terkait permasalahan tersebut masyarakat meminta kepada seluruh para penegak hukum di NKRI agar membuka hati untuk melirik penderitaan masyarakat Bosar Nauli yang saat ini dipimpin Pangulu/Kepala Desa yang dinilai arogan dan semena mena bahkan menciptakan huru hara.(SGN/R01)
Discussion about this post