Simalungun,Sinarglobalnusantara.com-
Bak kata peribahasa”Semut pun akan menggigit apabila terinjak injak”yang artinya manusia kecil sekalipun akan melakukan perlawanan apabila hak dan harga dirinya terus direndahkan dan diinjak injak penguasa, begitulah ekspektasi yang bisa digambarkan dialami para pemuda Simalungun di tanah nenek moyang nya,dimana para Pemuda ini merasa kelaparan didalam kuali raksasa yang penuh dengan makanan makanan lezat,para pemuda merasa hak nya dirampas untuk bekerja di Perusahaan Perusahaan yang berdiri megah dan menghasilkan uang milyaran rupiah setiap bulannya di kampung halaman mereka, bahkan para pemuda hanya sebagai penonton saja di tanah yang sebelumnya diperjuangkan nenek moyannya dari para penjajah,dan Para pemuda Simalungun merasa dianggap bodoh karena diam beberapa tahun ini.
Namun pemuda Simalungun adalah pemuda intelektual,endingnya, terjadilah Aksi Demo Jilid 1 dan Jilid 2 hingga Jilid 3,demi menuntut hak pemuda Simalungun beberapa aliansi masyarakat seperti Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI),PW Himmah Sumut,Pro Gib, beserta gabungan organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat lainnya berkisar 500 massa dibawah komando KNPI Kabupaten Simalungun adakan aksi unjuk rasa di Kawasan Khusus Ekonomi Sei Mangkei (KEK Sei Mangkei),tepatnya Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara,Rabu (31/07/2024) bermula pukul 09:00 WIB
Dengan semboyan”Pantang Pulang Sebelum Menang”para pengunjuk rasa ini pun memulai aksi begitu semangatnya dengan berjalan kaki dan sebahagian besar mengendarai Sepeda Motor dan mobil dimulai dari Balai Karya Murni Perdagangan menuju gerbang masuk KEK Sei Mangkei.Sesampainya di gerbang masuk,massa aksi langsung dihadang
tim pengamanan berlapis dari pihak perusahaan bersama aparat kepolisian Resor Simalungun dan beberapa Personil TNI.Akhirnya massa pun menyampaikan orasinya percis di depan pintu gerbang KEK Sei Mangkei.
Diketahui, adapun koordinator aksi Saprudin Purba.SPd,M.Pd , sedangkan Koordinator lapangan Gullit L Saragih Amd, bersama Ketua FSP KSPSI Sumut Rio Affandi Siregar MH.,selanjutnya penanggung jawab penuh atas aksi adalah Ketus DPC KNPI Kabupaten Simalungun Bung Juni Pardomuan Saragih. Sementara peralatan yang dipergunakan para pengunjuk rasa berupa sound system,Sarune Bolon,Gondrang (gendang) Simalungun serta sejumlah spanduk bertuliskan kecaman terhadap para pejabat dan sistem di KEK Sei Mangkei.
Aksi sempat hampir caus,disaat massa meminta agar mereka masuk sekitar 5 meter ke dalam lokasi KEK Sei Mangkei sehingga menyampaikan orasinya tidak diluar gerbang dan tidak menimbulkan kemacetan di jalan raya,namun saat berjalan 2 langkah massa dengan pihak petugas security dan personel polres terjadi saling mendorong, akhirnya nyaris bentrok massal,bahkan aksi pukul sempat terjadi,namun seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa pemuda Simalungun adalah pemuda Intelektual, sehingga dalam sekejap langsung bisa di kondusipkan melalui arahan Ketua KNPI Simalungun Bung Juni Saragih.Akhirnya disepakati para pemuda akan menyampaikan aksinya di dalam gerbang SEI Mangkei.
Dalam aksi,diketahui para pengunjuk rasa menuntut 10 poin penting,namun ada tiga tuntutan yang paling mendesak,diantaranya 1.Menyangkut rekrutmen tenaga kerja agar perusahaan yang ada di KEK Sei Mangkei lebih mengutamakan tenaga kerja atau pemuda Simalungun minimalnya 70 persen. 2.Menyangkut kearifan lokal, seluruh bangunan perusahaan harus bercirikan budaya dan ornamen Simalungun.
3.Mendorong KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan Kejaksaan untuk menyelidiki proyek Pabrik Minyak Goreng PT INL (Industri Nabati Lestari) yang nominalnya mencapai Rp1 Triliun rupiah,dan diduga terjadi mark up dalam pembangunan tersebut dan dianggap telah merugikan keuangan negara.
Namun secara umum,para pemuda Simalungun menuntut 10 Poin penting, diantaranya;
1.Meminta Kementerian Lingkungan Hidup beserta Dinas Lingkangan Hidup meninjau kembali terkait AMDAL KEK Sei Mangke yang dikelola oleh manajemen KINDRA.
2.Meminta kepada KINRA melibatkan tenaga kerja lokal dalam pembangunan dan pengelolaan kawasan.
3.Meminta kepada KINRA untuk memerintahkan semua perusahaan di Kawasanuntuk melestarikan kearifan lokal.
4.Meminta kepada PT.Industri Nabati Lestari untuk mempekerjakan karyawan
lokal.
5. Mendorong KPK dan Kejaksaan untuk menyelidiki proyek Pabrik Minyak Goreng (PMG1) PT. Industri Nabati Lestari yang nominalnya mencapai Rp1.000.000.000.000,- dan
diduga terjadi mark up dalam pembangunan tersebut yang dianggap memberikan kerugian terhadap negara.
6.Meminta Kementrian BUMN melakukan Reformasi Manajemen PT. Industri Nabati Lestari.
7.Meminta Menteri BUMN Erik Tohir untuk mundur dari jabatan Menteri bila tidak
bisa fokus terhadap persoalan yang terjadi di PT. INL, mengingat PT. INL adalah PSN yang menjadi bukti dari cita- cita hilirisasi industri perkebunan sawit.
Meminta Kementrian Investasi/BKPM untuk mengevaluasi dan mencaut izin PT. Industri
Nabati Lestari.
8.Meminta kepada pihak Holding Perkebunan melakukan evaluasi kepada management PT. INL secara keseluruhan, mengingat adanya beberapa permasalahan yang ditemukan terkesan seperti melakukan penyalahgunaan jabatan.
9.Meminta kepada pihak Holding Perkebunan untuk memecat oknum- oknum yang diduga melakukan kecurangan dan penyalahgunaan jabatan sehingga merugikan beberapa pihak.
10.Meminta Kementrian Investasi/BKPM untuk mengevaluasi dan mencabut izin PT. Industri Nabati Lestari.
Disela sela kegiatan, beberapa enak emak warga sekitar ternyata ikut menyaksikan berjalannya aksi demo yang dilakukan para pemuda,ternyata emak emak ini mendukung penuh aksi tersebut,”Ini baru benar pak,agar terbongkar semua kebobrokan perusahaan di dalam,kami selaku warga disini pun sangat kecewa pak,anak kami banyak pengangguran tidak bisa kerja di dalam SEI Mangkei ini, orang luar yang paling banyak bekerja di dalam itu pak,malah anak saya harus cari pekerjaan di Medan,kan aneh pak katanya kalau mau kerja harus bayar puluhan juta pak,dan masih kerja beberapa bulan langsung di rumahkan,kan gila sistemnya itu pak, kalau begitu begitu ajah meninding di usir aja semua perusahaan di Sei Mangkei itu pak”tandas warga.
Kebobrokan sistem Perusahaan di Sei Mangkei pun dikuliti Ramadan Sinaga, menurutnya selaku putra daerah yang setiap hari lalu lalang disekitar perusahaan merasa tidak pernah dihargai,sudah beberapa kali ia mencoba mendaftarkan dirinya sebagai tenaga kerja dengan mengandalkan tamatan Sarjana, namun dia selalu kalah,yang membuatnya tidak terima dia tidak kalah secara kualifikasi,namun kalah karena ada praktek praktek kotor didalam perusahaan,”Saya tau semuanya kebobrokan disini, banyak teman teman saya bekerja didalam,saya tahu berapa mereka harus bayar bisa mencapai 10 hingga 20 juta,saya tamat Sarjana pasti dibutuhkan bekerja didalam,saya pun ditawari namun harus membayar, untuk bekerja harus ada uang dan dekking,namun saya tidak bodoh dan saya masih menjunjung integritas tinggi,buat apa negara ini merdeka tanpa integritas.Masih banyak bangunan bangunan yang akan dibangun di dalam, apakah akan banyak lagi korban, setiap kali saya melintas dari sini saya selalu berfikir kapan saya bisa mengungkap bobroknya di dalam sana, terimakasih pada KNPI dan seluruh aksi hari ini,yang memberikan saya akses menyampaikan kebenaran ini”ungkap Ramadan.
Selanjutnya, sekitar pukul 14:00 WIB,atau setelah 5 jam melakukan aksi demo, akhirnya pihak Sei Mangkei melalui PT.Kawasan Industri Nusantara (KINRA) menerima delegasi para Pemuda dan mengadakan diskusi di Ruangan Nusantara tepatnya di gedung Pusat Inovasi Sei Mangkei, diskusi pun sangat alot antara Delegasi dengan Fasilitas dan perwakilan PT.KINRA,namun setelah 2 jam diskusi akhir disepakati 2 poin penting Notula rapat.
Delegasi meminta persentase tenaga kerja lokal Simalungun di KEK Sei Mangkei agar ditingkatkan, dari saat ini sebesar 58% (sesuai dengan data PT KINRA) menjadi sebesar 70%
2. Delegasi menegaskan agar mencantumkan Ornamen/Ragam hias Simalungun pada setiap bangunan pelaku usaha yang berinvestasi di KEK Sei Mangkel sesuai dengan Perda Kabupaten Simalungun No 7 tahun 2006
Selanjutnya PT.KINRA pun menanggapi sebagai berikut;
1. Akan menghimbau kembali kepada seluruh pelaku usaha untuk melakukan penerimaan karyawan dalam hal dibutuhkan pada rekrutmen selanjutnya dari masyarakat Kabupaten Simalungun sehingga diharapkan menjadi 70%
2. Akan menghimbau kepada seluruh pelaku usaha untuk mencantumkan Ornamen/Ragam hias Simalungun pada setiap bangunan pelaku usaha yang berinvestasi di KEK Sel Mangkel sesuai dengan Perda Kabupaten Simalungun No 7 tahun 2006.
Selain 2 poin tersebut,Purba Blankon salah satu Delegasi aksi selaku koordinator Humas DPD KNPI Simalungun sekaligus perwakilan Media PERS mengatakan bahwa poin yang paling penting untuk dilaksanakan adalah dugaan Pungli penerimaan tenaga kerja di perusahaan KEK Sei Mangkei,agar kedepannya PT.KINRA bisa memastikan tidak ada lagi pungutan liar untuk penerimaan tenaga kerja dibawah perusahaan yang dinaungi PT.KINRA seperti informasi yang beredar harus bayar sekitar 10 juta hingga 20 juta rupiah,Purba Blankon juga meminta Aparat Kepolisian Resor Simalungun melakukan penyelidikan terkait dugaan pungli tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Sitorus selaku Fasilitator antara delegasi dengan perusahaan PT.KINRA sangat berterima kasih atas masukan yang disampaikan, pihaknya melalui PT KINRA akan berupaya memastikan dan mengintruksikan tidak ada Pungutan dalam penerimaan tenaga kerja di perusahaan perusahaan yang berada di Sei Mangkei.
Selanjutnya,saat membacakan 2 poin tersebut dihadapan massa aksi unjuk rasa,Bung Juni Pardomuan Saragih mengatakan bahwa perjuangan belum selesai “Kita bersyukur apa yang menjadi tuntutan kita sudah ditampung melalui PT.KINRA,namun perjuangan ini belum selesai,bahwa kita akan terus mengkawal ini hingga apa yang menjadi tuntutan kita terealisasi,jika tidak maka kita akan kembali kejalan dan mengguncang SEI Mangkei ini”Tandas Juni Saragih disambut para massa dengan mengatakan”Hidup Pemuda”.

Sementara itu, dihadapan massa, Manajer SDM Umum dan Pengadaan PT.KINRA Miswarindra mewakili manajemen mengatakan apresiasi kepada para pemuda karena tidak menciptakan huru hara dalam menyampaikan aksinya sehingga tidak menggangu para pelaku usaha di KEK Sei Mangkei, terkait 2 poin yang telah disepakati pihaknya berjanji akan komitmen dalam melaksanakan dengan sebaik baiknya, selanjutnya PT.KINRA akan menyebarkan email khusus untuk pelamaran pekerjaan melalui delegasi aksi, nanti dari email tersebut agar dilampirkan CV pelamar pekerjaan bersama pengalaman kerja dan ijazah pelamar, selanjutnya melalui email tersebut akan diambil tenaga kerja yang sesuai dengan kemampuan dan akan disalurkan kepada tenan tenan yang membutuhkan di perusahaan sekitar Sei Mangkei.Dalam kesempatan Miswarindra juga menyampaikan salam dan permohonan maaf dari Direktur.PT KINRA yang belum bisa menemui massa aksi.Akhirnya massa pun membubarkan diri dengan damai (SGN/R01)
Discussion about this post